Ini merupakan sebagian
tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya
unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih
mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga
bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.
RESUME
Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
Srikant M. Datar
George Foster
Srikant M. Datar
George Foster
Bab : BAB 15: Alokasi
Biaya Departemen Pendukung, Biaya Bersama, Dan Pendapatan
Penerbit :
Size : 49,24 KB
Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan
copyannya di bawah ini:
BAB 15: ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN
PENDUKUNG, BIAYA BERSAMA, DAN PENDAPATAN
I.
Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung ke
Departemen Operasi
Departemen
operasi (operating departement),
yang juga disebut departemen produksi (production departement) pada perusahaan
manufaktur, akan menambahkan nilai ke suatu produk atau jasa secara langsung. Departemen pendukung (support departement), yang juga disebut departemen jasa (service
departement), memberikan jasa yang akan membantu departemen internal lainnya
(departemen operasi dan departemen pendukung lainnya) pada suatu perusahaan.
Metode Tarif Tunggal dan Tarif Ganda
Metode
tarif tunggal (single rate method) yang juga disebut metode alokasi biaya dengan tarif tunggal (single rate cost allocated method) mengalokasikan biaya dalam
setiap pool biaya ke objek biaya. Metode tarif ganda (dual rate method) yang juga disebut metode alokasi biaya dengan tarif ganda
(dual rate cost allocated method)
mengklasifikasikan biaya dalam setiap pool biaya menjadi dua pool, pool biaya
variabel dan pool biaya tetap dimana setiap pool menggunakan dasar alokasi yang
berbeda.
Pertimbangan
alokasi biaya:
·
Alokasi
berdasarkan permintaan akan atau pengguaan jasa
·
Alokasi
berdasarkan penawaran kapasitas
Pengunaan baik metode tarif tunggal
maupun tarif ganda memiliki manfaat dan biayanya sendiri. Salah satu manfaat
dari tarif tunggal adalah rendahnya biaya untuk mengimplementasikannya. Manfaat
utama dari metode tarif ganda adalah bahwa metode ini memberi sinyal kepada
divisi bagaimana biaya variabel dan biaya tetap berperilaku secara berbeda.
II.
Tarif yang Dianggarkan versus Aktual
Keputusan apakah akan menggunakan tarif biaya yang
dianggarkan atau aktual dapat mempengaruhi tingkat ketidakpastian yang dihadapi
oleh divisi pengguna. Jika alokasi biaya dilakukan dengan menggunakan tarif
yang dianggarkan, manajer divisi yang menerima alokasi biaya itu mengetahui
dengan pasti tentang tarif yang akan digunakan pada periode anggaran tersebut.
Sebaliknya, jika tarif aktual digunakan untuk mengalokasikan biaya, divisi
pengguna tidak dapat mengetahui tarif yang akan digunakan sampai akhir periode
anggaran.
Alokasi Berdasarkan Penggunaan yang Dianggarkan,
Penggunaan Aktual, dan Tingkat Kapasitas
Menurut metode tarif ganda, pilihan antara penggunaan
aktual atau penggunaan yang dianggarkan untuk mengalokasikan biaya tetap juga
dapat mempengaruhi perilaku manajer.
Alokasi berdasarkan penggunaan yang dianggarkan. Apabila penggunaan yang dianggarkan dijadikan
sebagai dasar alokasi, divisi pengguna akan mengetahui sebelumnya biaya yang
dialokasikan ke divisinya tanpa menghiraukan penggunaan aktual. Informasi ini
akan membantu divisi pengguna ketika menyusun baik perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang.
Alokasi berdasarkan penggunaan aktual. Jika penggunaan aktual dijadikan sebagai dasar
alokasi, divisi pengguna tidak akan mengetahui berapa biaya tetap yang
dialokasikan ke divisinya hingga akhir periode anggaran.
Alokasi berdasarkan kapasitas praktis. Pendekatan ini memiliki tiga fitur: (1) setiap
divisi hanya dibebankan atas jasa fasilitas komputer yang benar-benar
digunakan; (2) variasi penggunaan aktual dalam satu divisi tidak akan
mempengaruhi biaya yang dialokasikan ke divisi lain; (3) biaya kapasitas tidak
terpakai tetap diperhitungkan tetapi tidak dialokasikan ke divisi pengguna.
III.
Mengalokasikan Biaya Beberapa Departemen Pendukung
Alokasi biaya khusus yang terjadi apabila
dua atau lebih departemen pendukung yang biayanya dialokasikan memberikan dukungan
yang bersifat resiprokal ke satu sama lain serta ke departemen operasi. Tiga
metode untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung yang bersifat
resiprokal: langsung, step-down, dan
resiprokal. Untuk menyederhanakan eksposisi dan agar berfokus pada konsep, kita
gunakan metode tarif tunggal untuk mengalokasikan biaya ke setiap departemen
pendukung dengan menggunakan tarif yang dianggarkan dan jam yang dianggarkan
yang digunakan oleh departemen lainnya.
Metode Langsung
Metode
langsung (direct method) yang
juga disebut metode alokasi langsung
(direct allocation method)
mengalokasikan biaya setiap departemen pendukung hanya ke departemen operasi.
Metode Step-Down
Metode
step down (step down method) yang
juga disebut metode alokasi step down
atau, metode alokasi sekuensial (step down/sequential allocation method)
yang mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen pendukung lainnya
dan ke departemen operasi secara berurutan sehingga hanya mengakui sebagian
jasa bersama yang diberikan di antara semua departemen pendukung.
Metode Resiprokal
Metode
resiprokal (resiprocal method)
yang disebut juga metode alokasi
resiprokal (resiprocal allocation
method) mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen operasi
dengan mengakui sepenuhnya jasa bersama yang diberikan di antara semua
departemen pendukung.
Cara lain untuk
mengimplementasikan metode resiprokal adalah dengan merumuskan dan
menyelesaikan persamaan linier. Cara ini memerlukan tiga langkah:
Langkah 1: Menyatakan
biaya departemen pendukung dan hubungan resiprokal departemen pendukung dalam
bentuk persamaan.
Langkah 2: Menyelesaikan
serangkaian persamaan linier untuk memperoleh total biaya resiprokal setiap
departemen pendukung.
Langkah 3: Mengalokasikan
total biaya resiprokal setiap departemen pendukung ke semua departemen lainnya
(departemen pendukung dan departemen operasi) berdasarkan persentase penggunaan
(yang didasarkan pada total unit jasa yang diberikan kepada semua departemen).
Kaji Ulang Metode
Metode resiprokal secara konseptual
merupakan metode yang paling tepat karena mempertimbangkan jasa bersama yang
diberikan di antara semua departemen pendukung. Keunggulan dari metode langsung
dan step-down adalah bahwa
metode-metode tersebut mudah dihitung dan dipahami jika dibandingkan dengan
metode resiprokal. Metode langsung telah banyak digunakan. Akan tetapi, dengan
meningkatnya kemampuan untuk melakukan perhitungan yang berulang atau untuk
menyelesaikan serangkaian persamaan simultan, semakin banyak perusahaan yang
menyadari bahwa metode resiprokal lebih mudah diimplementasikan. Keunggulan
lain dari metode resiprokal adalah bahwa metode ini menyoroti total biaya
resiprokal departemen pendukung dan bagaimana biaya tersebut berbeda dengan
biaya yang dianggarkan atau aktual departemen bersangkutan.
IV.
Mengalokasikan Biaya Bersama
Biaya
bersama (common cost) adalah
biaya mengoperasikan suatu fasilitas, aktivitas, atau objek biaya yang dibagi
oleh dua atau lebih pengguna. Biaya bersama lebih rendah ketimbang biaya
individual bagi setiap pengguna. Tujuannya adalah untuk mengalokasikan biaya
bersama ke setiap pengguna dengan cara yang wajar berdasarkan biaya individual
dari objek biaya.
Metode Alokasi Biaya Stand-Alone
Metode
alokasi biaya stand-alone (stand alone cost allocated method)
menggunakan informasi yang terkait dengan setiap pengguna objek biaya sebagai
entitas terpisah untuk menentukan bobot alokasi biaya.
Metode Alokasi Biaya Inkremental
Metode
alokasi biaya inkremental (incremental
cost allocation method) menetapkan peringkat setiap pengguna objek biaya
mulai dari pengguna yang yang paling bertanggung jawab terhadap biaya bersama
dan kemudian menggunakan peringkat ini untuk mengalokasikan biaya di antara
para pengguna tersebut. Pengguna objek yang menempati peringkat pertama disebut
sebagai pengguna utama dan menerima
alokasi biaya sebesar biaya pengguna utama sebagai pengguna stand-alone. Pengguna yang menempati
peringkat kedua disebut sebagai pengguna
inkremental pertama dan menerima alokasi biaya tambahan yang berasal dari
dua pengguna bukan hanya dari pengguna utama. Pengguna yang menempati peringkat
ketiga disebut sebagai pengguna
inkremental kedua dan menerima alokasi biaya tambahan yang berasal dari
tiga pengguna bukan dari dua pengguna, dan begitu seterusnya.
V.
Alokasi Biaya dan Kontrak
Banyak kontrak komersial yang memasukkan
klausa berdasarkan informasi tentang akuntansi biaya. Sebagai contoh:
§ Kontrak antara Departemen Pertahanan dan sebuah
perusahaan yang mendesain serta merakit pesawat tempur baru.
§ Kontrak antara perusahaan konsultan energi dan
sebuah rumah sakit.
Perselisihan yang sering kali terjadi
dalam kontrak biasanya berkaitan dengan masalah alokasi biaya.
Melakukan Kontrak dengan Pemerintah A.S.
Pemerintah A.S. akan membayar kembali
sebagian besar kontraktor dengan salah satu dari dua cara utama berikut ini:
1. Kontraktor dibayar pada harga tanpa memperhitungkan
analisis data biaya kontrak aktual.
2. Kontraktor dibayar setelah analisis data biaya
kontrak aktual dilakukan.
Kewajaran Penetapan Harga
Harga berdasarkan biaya merupakan salah
satu cara menetapkan harga produk apabila tidak ada harga pasar. Salah satu
masalah yang dihadapi dalam kontrak biaya plus adalah bahwa produsen tidak
memiliki insentif untuk mengendalikan biaya karena kenaikan biaya dapat
dibebankan ke pembeli. Kontrak pembayaran kembali biaya harus bersifat khusus
dan jika mungkin, harus mencakup insentif untuk mencegah pelanggan seperti itu.
Beberapa biaya dapat dimasukkan dalam kategori “diperbolehkan”; sementara yang
lainnya “tidak diperbolehkan”. Biaya
yang diperbolehkan (allowable cost)
adalah biaya yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
untuk disertakan dalam biaya yang akan dibayar kembali.
VI.
Alokasi Pendapatan dan Produk yang Dibundel
Pendapatan adalah arus masuk aktiva (hampir selalu berupa kas
atau piutang usaha) yang diterima atas produk atau jasa yang diberikan kepada
para pelanggan. Alokasi pendapatan (revenue allocation) terjadi apabila
pendapatan terkait dengan objek pendapatan tertentu tetapi tidak dapat
ditelusuri dengan cara yang memungkinkan secara ekonomis (efektif biaya). Objek pendapatan (revenue object) adalah segala sesuatu di mana pengukuran pendapatan
yang terpisah diinginkan. Produk yang
dibundel (bundled product) adalah
paket yang terdiri dari dua atau lebih produk (atau jasa) yang dijual dengan
satu harga tetapi masing-masing kompenennya dapat dijual sebagai item terpisah
pada harga “stand-alone”nya sendiri.
VII.
Metode Alokasi Pendapatan
Metode Alokasi Pendapatan Stand-Alone
Metode
alokasi pendapatan stand alone
(stand-alone revenue-allocation method)
menggunakan informasi tentang produk tertentu dalam bungkusan atau bundel
sebagai bobot untuk mengalokasikan pendapatan tersebut ke setiap produk.
Tiga jenis bobot
untuk metode stand-alone adalah sebagai berikut:
1. Harga jual
2. Biaya per unit
3. Unit fisik
Metode Alokasi Pendapatan Inkremental
Metode
alokasi pendapatan inkremental (incremental
revenue-allocation method) memeringkat setiap produk dalam satu paket atau
bundel sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh manajemen seperti produk
dalam satu bundel dengan penjualan paling banyak dan kemudian menggunakan
peringkat ini untuk mengalokasikan pendapatan gabungan ke masing-masing produk.
Metode Alokasi Pendapatan Lainnya
Pertimbangan manajemen yang secara eksplisit tidak
didasarkan pada rumus tertentu merupakan metode alokasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.