Kamis, 18 Juni 2015

RESUME / RINGKASAN AKUNTANSI BIAYA BAB 16


Ini merupakan sebagian tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.

RESUME

Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
                Srikant M. Datar
                George Foster 
Bab : BAB 16: Alokasi Biaya: Produk Gabungan Dan Produk Sampingan
Penerbit :
Size : 90,13 KB
Klik “download” untuk mengunduh file .docx via mediafire

Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan copyannya di bawah ini:

BAB 16: ALOKASI BIAYA: PRODUK GABUNGAN DAN PRODUK SAMPINGAN

I.             Dasar Biaya Gabungan
Biaya gabungan (joint-cost) adalah biaya proses produksi yang menghasilkan berbagai produk secara serentak. Titik splitoff (splitoff point) adalah saat yang kritis dalam proses produksi gabungan apabila dua atau lebih produk dapat diidentifikasi secara terpisah. Biaya yang dapat dipisahkan (separable cost) adalah semua biaya manufaktur, pemasaran, distribusi, dan sebagainya yang terjadi di luar titik splitoff yang dapat dibebankan ke setiap produk spesifik yang diidentifikasi pada titik splitoff. Hal yang menjadi fokus dalam kalkulasi biaya gabungan (joint costing) adalah pegalokasian biaya ke setiap produk pada titik splitoff.

II.          Produk Utama, Produk Gabungan, dan Produk Sampingan
Istilah produk (product) menggambarkan setiap output yang memiliki nilai jual positif (atau output yang memungkinkan suatu perusahaan terhindar dari keharusan mengeluarkan biaya, seperti produk kimia lanjutan yang digunakan sebagai input dalam proses lainnya). Jika proses produksi gabungan menghasilkan satu produk dengan total nilai jual yang tinggi, dibandingkan dengan total nilai jual produk lainnya dari proses tersebut, produk itu disebut sebagai produk utama (main product). Jika proses produksi gabungan menghasilkan dua tau lebih produk dengan total nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan total nilai jual produk lainnya, jika ada, produk itu disebut sebagai produk gabungan (joint product). Produk yang dihasilkan dari proses produksi gabungan yang memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk utama atau produk gabungan disebut sebagai produk sampingan (by product). Perbedaan di antara produk utama, produk gabungan, dan produk sampingan dalam pratiknya sangat tidak terbatas.

III.      Mengapa Mengalokasikan Biaya Gabungan?
Beberapa konteks yang mengharuskan biaya gabungan dialokasikan ke produk atau jasa individual adalah:
§  Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan akuntansi keuangan serta pelaporan kepada otoritas pajak penghasilan.
§  Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan internal.
§  Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang segelintir, tetapi tidak semua, produk atau jasanya dibayar kembali menurut kontrak biaya-plus dengan, misalnya, agen pemerintahan.
§  Perhitungan penyelesaian asuransi atas klaim kerusakan yang dilakukan berdasarkan informasi tentang biaya produk yang dibuat secara gabungan.
§  Regulasi tarif untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara gabungan atau jasa yang menjadi subjek regulasi harga-harga.
§  Litigasi di mana biaya produk gabungan merupakan input utama.

IV.      Pendekatan untuk Mengalokasikan Biaya Gabungan
Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya gabungan:
§  Pendekatan 1. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan data berdasarkan pasar seperti pendapatan. Tiga metode yang menggunakan pendekatan ini:
1.      Metode nilai jual pada titik splitoff
2.      Metode nilai realisasi bersih (NRV)
3.      Metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan
§  Pendekatan 2. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan ukuran fisik, seperti bobot (misalnya kilogram) atau volume (katakanlah ft2) produk gabungan.

Biaya gabungan tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan setiap produk karena proses produksi secara serentak atau simultan menghasilkan beberapa produk. Dalam proses produksi gabungan yang lebih sederhana, produk gabungan dijual pada titik splitoff tanpa diproses lebih lanjut.

Metode Nilai Jual pada Titik Splitoff
Metode nilai jual titik splitoff mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan total nilai relatif pada titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat selama periode akuntansi. Metode ini menggunakan nilai jual seluruh produksi selama periode akuntansi bukan hanya kuantitas yang dijual. Alasannya adalah bahwa biaya gabungan yang terjadi pada semua unit yang diproduksi, bukan hanya bagian yang terjual selama periode berjalan.
Metode ini bersifat langsung dan intuitif. Dasar alokasi biaya (total nilai jual pada titik splitoff) dinyatakan dalam istilah denomiator umum (jumlah pendapatan) yang dicatat secara sistematik pada sistem akuntansi. Untuk menggunakan metode ini, harga jual semua produk harus ditetapkan pada titik splitoff.

Metode Ukuran Fisik
Metode ukuran fisik (physical measure method) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan bobot, volume, atau ukuran fisik relatif lainnya pada titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat selama periode akuntansi. Menurut kriteria manfaat yang diterima, metode ukuran fisik kurang begitu disukai ketimbang metode nilai jual pada titik splitoff. Hal ini disebabkan karena ukuran fisik setiap produk tidak memiliki hubungan dengan kemampuan menghasilkan pendapatan dari setiap produk tersebut. Penentuan produk mana dari sebuah proses gabungan yang akan dilibatkan dalam penghitungan ukuran fisik dapat sangat mempengaruhi alokasi ke produk-produk tersebut.

Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV)
Metode nilai realisasi bersih (NRV) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan NRV relatif nilai jual akhir dikurangi biaya yang dapat dipisahkan total produk gabungan yang dibuat selama periode akuntansi. Metode NRV biasanya lebih disukai ketimbang metode nilai jual pada titik splitoff hanya jika nilai jual satu atau lebih produk pada titik splitoff tidak tersedia. Metode NRV sering kali diimplementasikan dengan menggunakan asumsi yang sederhana.

Metode NRV dengan Persentase Marjin Kotor yang Konstan
Metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan (constant gross-margin percentage NRV method) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan dengan cara sedemikian rupa sehingga persentase marjin kotor secara keseluruhan sama bagi setiap produk. Metode ini memerlukan tiga langkah:
Langkah 1: Menghitung persentase marjin kotor secara keseluruhan bagi semua produk
gabungan.
Langkah 2: Mengalikan persentase marjin kotor secara keseluruhan dengan nilai jual akhir
total produksi setiap produk untuk menghitung marjin kotor setiap produk
tersebut.
Langkah 3: Mengurangi biaya yang dapat dipisahkan dari total biaya setiap produk yang
akan ditanggung untuk memperoleh alokasi biaya gabungan.
Metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan sangat berbeda dengan dua metode alokasi biaya gabungan berdasarkan pasar lainnya. Tidak satu pun dari kedua metode itu yang memperhitungkan laba yang diperoleh baik sebelum atau setelah titik splitoff ketika mengalokasikan biaya gabungan. Sebaliknya, metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan merupakan metode alokasi biaya gabungan sekaligus metode alokasi laba.

V.          Pemilihan Metode
Alasan mengapa menggunakan metode nilai jual pada titik splitoff mencakup:
1.      Pengukuran nilai produk gabungan pada titik splitoff. Nilai jual pada titik splitoff merupakan ukuran terbaik atas manfaat yang diterima yang berasal dari pemrosesan gabungan dibandingkan dengan semua metode pengalokasian biaya gabungan lainnya.
2.      Tidak ada antisipasi terhadap keputusan manajemen selanjutnya. Metode nilai jual pada titik splitoff tidak memerlukan informasi tentang langkah-langkah permrosesan setelah splitoff, jika ada pemrosesan lebih lanjut.
3.      Ketersediaan dasar yang umum untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk. Metode nilai jual pada titik splitoff (serta metode berdasarkan pasar lainnya) memiliki dasar yang umum untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk, yaitu pendapatan.
4.      Kesederhanaan. Metode nilai jual pada titik splitoff sangat sederhana.
Keunggulan utama metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan adalah bahwa metode ini relatif mudah diimplementasikan. Metode ini memperlakukan produk gabungan seolah-olah hanya terdiri dari satu produk dengan menghitung persentase marjin kotor agregat, menerapkan persentase marjin kotor ini ke setiap produk, dan mendukung biaya gabungan yang dialokasikan ke setiap produk.

Tidak Mengalokasikan Biaya Gabungan
Metode yang dibahas sebelumnya untuk mengalokasikan biaya gabungan ke setiap produk bersifat agak arbitrer, sehingga beberapa perusahaan tidak mengalokasikan biaya gabungan ke produk. Perusahaan-perusahaan tersebut malah menyatakan persediaannya pada NRV. Pendapatan atas setiap produk akan diakui apabila produksi telah selesai. Beberapa industri yang menggunakan variasi pendekatan tidak mengalokasikan ini mencakup industri pengemasan daging, pengalengan, dan penambangan.

VI.      Ketidakrelevanan Biaya Gabungan bagi Pengambilan Keputusan
Konsep pendapatan yang relevan pendapatan yang diharapkan dimasa depan yang berbeda di antara berbagai tindakan alternatif dan biaya yang relevan biaya yang diharapkan dimasa depan yang berbeda diantara berbgai tindakan alternatif.

Keputusan Menjual atau Memroses Lebih Lanjut
       Keputusan untuk mengeluarkan biaya tambahan guna melakukan pemrosesan lebih lanjut harus didasarkan pada laba operasi inkremental yang dapat dicapai setelah titik splitoff. Biaya inkremental adalah biaya tambahan yang dikeluaran untuk melakukan suatu aktivitas, seperti pemrosesan lebih lanjut. Jangan mengasumsikan semua biaya terpisah dalam alokasi biaya gabungan selalu merupakan biaya inkremental.

Alokasi Biaya Gabungan dan Evaluasi Kinerja
Potensi konflik antara konsep biaya yang digunakan untuk membuat keputusan dan konsep biaya yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer dapat juga muncul dalam keputusan menjual atau memroses lebih lanjut.

Keputusan Penetapan Harga
Tidak ada hubungan sebab-akibat yang mengidentifikasi sumber daya yang diminta oleh masing-masing produk gabungan yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar penetapan harga. Dalam sebagian besar kalkulasi biaya gabungan (joint costing), harga jual (melalui pengaruhnya terhadap manfaat yang diterima) akan memicu alokasi biaya gabungan. Namun alokasi biaya tidak akan memicu penetapan harga.

VII.   Akuntansi untuk Produk Sampingan
Proses produksi gabungan tidak hanya dapat menghasilkan produk gabungan dan produk utama tetapi juga produk sampingan. Meskipun produk sampingan (by product) memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk gabungan atau utama, kehadiran produk sampingan dalam suatu proses produksi gabungan dapat mempengaruhi alokasi biaya gabungan. Metode produksi mengakui produk sampingan dalam laporan keuangan ketika produksi telah selesai. Sementara itu, metode penjualan menunda pengakuan produk sampingan sampai saat penjualan.

Metode Produksi: Produk Sampingan Diakui Ketika Produksi Telah Selesai
Metode ini mengakui produk sampingan dalam laporan keuangan. Ayat jurnal berikut ini mengilustrasikan metode produksi:
Metode Penjualan: Produk Sampingan Diakui pada saat Penjualan
Metode ini tidak membuat ayat jurnal sampai penjualan produk sampingan terjadi. Pendapatan produk sampingan akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi sebagai pos pendapatan pada saat penjualan. Pendapatan tersebut dapat dikelompokkan dengan penjualan lainnya, atau dikurangi dari harga pokok penjualan.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.