Ini merupakan sebagian
tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya
unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih
mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga
bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.
RESUME
Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
Srikant M. Datar
George Foster
Srikant M. Datar
George Foster
Bab : BAB 16: Alokasi
Biaya: Produk Gabungan Dan Produk Sampingan
Penerbit :
Size : 90,13 KB
Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan
copyannya di bawah ini:
BAB 16: ALOKASI BIAYA: PRODUK GABUNGAN DAN PRODUK
SAMPINGAN
I.
Dasar Biaya Gabungan
Biaya gabungan (joint-cost)
adalah biaya proses produksi yang menghasilkan berbagai produk secara serentak.
Titik splitoff (splitoff point) adalah saat yang kritis dalam proses produksi
gabungan apabila dua atau lebih produk dapat diidentifikasi secara terpisah. Biaya yang dapat dipisahkan (separable cost) adalah semua biaya
manufaktur, pemasaran, distribusi, dan sebagainya yang terjadi di luar titik
splitoff yang dapat dibebankan ke setiap produk
spesifik yang diidentifikasi
pada titik splitoff. Hal yang menjadi fokus dalam kalkulasi
biaya gabungan (joint costing) adalah
pegalokasian biaya ke setiap produk pada titik splitoff.
II.
Produk Utama, Produk Gabungan, dan Produk Sampingan
Istilah produk (product) menggambarkan setiap output
yang memiliki nilai jual positif (atau output yang memungkinkan suatu
perusahaan terhindar dari keharusan mengeluarkan biaya,
seperti produk kimia lanjutan yang digunakan sebagai input dalam proses
lainnya). Jika
proses produksi gabungan menghasilkan satu produk dengan total nilai jual yang
tinggi, dibandingkan dengan total nilai jual produk lainnya dari proses
tersebut, produk itu disebut sebagai produk
utama (main product). Jika proses
produksi gabungan menghasilkan dua tau lebih produk dengan total nilai jual
yang tinggi dibandingkan dengan total nilai jual produk lainnya, jika ada, produk itu disebut sebagai produk gabungan (joint product). Produk yang dihasilkan dari proses produksi gabungan
yang memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual
produk utama atau produk gabungan disebut sebagai produk sampingan (by
product). Perbedaan di antara produk utama, produk gabungan, dan produk
sampingan dalam pratiknya sangat tidak terbatas.
III.
Mengapa Mengalokasikan Biaya Gabungan?
Beberapa konteks yang mengharuskan biaya
gabungan dialokasikan ke produk atau jasa individual adalah:
§
Perhitungan
biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan akuntansi keuangan
serta pelaporan kepada otoritas pajak penghasilan.
§ Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan
untuk tujuan pelaporan internal.
§ Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang
segelintir, tetapi tidak semua, produk atau jasanya dibayar kembali menurut
kontrak biaya-plus dengan, misalnya, agen pemerintahan.
§ Perhitungan penyelesaian asuransi atas klaim kerusakan
yang dilakukan berdasarkan informasi tentang biaya produk yang dibuat secara
gabungan.
§ Regulasi tarif untuk satu atau lebih produk yang
dibuat secara gabungan atau jasa yang menjadi subjek regulasi
harga-harga.
§ Litigasi di mana biaya produk gabungan merupakan input
utama.
IV.
Pendekatan untuk Mengalokasikan Biaya Gabungan
Dua pendekatan dapat
digunakan untuk mengalokasikan biaya gabungan:
§
Pendekatan 1. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan data
berdasarkan pasar seperti pendapatan.
Tiga metode yang menggunakan pendekatan ini:
1.
Metode
nilai jual pada titik splitoff
2.
Metode
nilai realisasi bersih (NRV)
3.
Metode
NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan
§
Pendekatan 2. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan ukuran fisik, seperti bobot (misalnya
kilogram) atau volume (katakanlah ft2) produk gabungan.
Biaya gabungan tidak memiliki hubungan
sebab akibat dengan setiap produk karena proses produksi secara serentak atau
simultan menghasilkan beberapa produk. Dalam proses produksi gabungan yang
lebih sederhana, produk gabungan dijual pada titik splitoff tanpa diproses
lebih lanjut.
Metode
Nilai Jual pada Titik Splitoff
Metode nilai jual titik splitoff mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan total nilai relatif pada titik splitoff dari total produk tersebut
yang dibuat selama periode akuntansi. Metode ini menggunakan nilai jual seluruh produksi selama periode akuntansi
bukan hanya kuantitas yang dijual. Alasannya adalah bahwa biaya gabungan yang terjadi pada semua unit yang
diproduksi, bukan hanya bagian yang terjual selama periode berjalan.
Metode ini bersifat langsung dan
intuitif. Dasar alokasi biaya (total nilai jual pada titik splitoff) dinyatakan dalam istilah denomiator umum (jumlah
pendapatan) yang dicatat secara sistematik pada sistem akuntansi. Untuk
menggunakan metode ini, harga jual semua produk harus ditetapkan pada titik
splitoff.
Metode Ukuran Fisik
Metode ukuran fisik (physical
measure method) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan bobot, volume, atau ukuran fisik relatif lainnya pada titik
splitoff dari total produk tersebut yang dibuat selama periode akuntansi.
Menurut kriteria manfaat yang diterima, metode ukuran fisik kurang begitu
disukai ketimbang metode nilai jual pada titik splitoff. Hal ini disebabkan
karena ukuran fisik setiap produk tidak memiliki hubungan dengan kemampuan
menghasilkan pendapatan dari setiap produk tersebut. Penentuan produk mana dari
sebuah proses gabungan yang akan dilibatkan dalam penghitungan ukuran fisik
dapat sangat mempengaruhi alokasi ke produk-produk tersebut.
Metode Nilai Realisasi
Bersih (NRV)
Metode nilai realisasi bersih (NRV) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan NRV relatif nilai jual akhir dikurangi biaya yang dapat dipisahkan
total produk gabungan yang dibuat selama periode akuntansi. Metode NRV biasanya
lebih disukai ketimbang metode nilai jual pada titik splitoff hanya jika nilai
jual satu atau lebih produk pada titik splitoff tidak tersedia. Metode NRV
sering kali diimplementasikan dengan menggunakan asumsi yang sederhana.
Metode NRV dengan Persentase
Marjin Kotor yang Konstan
Metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan
(constant gross-margin percentage NRV method)
mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan dengan cara sedemikian rupa
sehingga persentase marjin kotor secara keseluruhan sama bagi setiap produk.
Metode ini memerlukan tiga langkah:
Langkah 1:
Menghitung persentase marjin kotor secara keseluruhan bagi semua produk
gabungan.
Langkah 2:
Mengalikan persentase marjin kotor secara keseluruhan dengan nilai jual akhir
total
produksi setiap produk untuk menghitung marjin kotor setiap produk
tersebut.
Langkah 3:
Mengurangi biaya yang dapat dipisahkan dari total biaya setiap produk yang
akan
ditanggung untuk memperoleh alokasi biaya gabungan.
Metode
NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan sangat berbeda dengan dua
metode alokasi biaya gabungan berdasarkan pasar lainnya. Tidak satu pun dari
kedua metode itu yang memperhitungkan laba yang diperoleh baik sebelum atau
setelah titik splitoff ketika mengalokasikan biaya gabungan. Sebaliknya, metode
NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan merupakan metode alokasi biaya
gabungan sekaligus metode alokasi laba.
V.
Pemilihan Metode
Alasan mengapa menggunakan
metode nilai jual pada titik splitoff mencakup:
1. Pengukuran
nilai produk gabungan pada titik splitoff. Nilai
jual pada titik splitoff merupakan ukuran terbaik atas manfaat yang diterima
yang berasal dari pemrosesan gabungan dibandingkan dengan semua metode
pengalokasian biaya gabungan lainnya.
2.
Tidak ada antisipasi terhadap keputusan manajemen
selanjutnya.
Metode nilai
jual pada titik splitoff tidak memerlukan informasi tentang langkah-langkah
permrosesan setelah splitoff, jika ada pemrosesan lebih lanjut.
3.
Ketersediaan dasar yang umum untuk mengalokasikan
biaya gabungan ke produk.
Metode nilai
jual pada titik splitoff (serta metode berdasarkan pasar lainnya)
memiliki dasar yang umum
untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk, yaitu pendapatan.
4. Kesederhanaan.
Metode nilai
jual pada titik splitoff sangat sederhana.
Keunggulan utama metode NRV dengan
persentase marjin kotor yang konstan adalah bahwa metode ini relatif mudah
diimplementasikan. Metode ini memperlakukan produk gabungan seolah-olah hanya
terdiri dari satu produk dengan menghitung persentase marjin kotor agregat,
menerapkan persentase marjin kotor ini ke setiap produk, dan mendukung biaya
gabungan yang dialokasikan ke setiap produk.
Tidak Mengalokasikan
Biaya Gabungan
Metode yang dibahas sebelumnya untuk
mengalokasikan biaya gabungan ke setiap produk bersifat agak arbitrer, sehingga
beberapa perusahaan tidak mengalokasikan biaya gabungan ke produk.
Perusahaan-perusahaan tersebut malah menyatakan persediaannya pada NRV.
Pendapatan atas setiap produk akan diakui apabila produksi telah selesai.
Beberapa industri yang menggunakan variasi pendekatan tidak mengalokasikan ini
mencakup industri pengemasan daging, pengalengan, dan penambangan.
VI.
Ketidakrelevanan Biaya Gabungan bagi Pengambilan
Keputusan
Konsep
pendapatan yang relevan pendapatan
yang diharapkan dimasa depan yang berbeda di antara berbagai tindakan alternatif dan biaya yang relevan biaya yang diharapkan dimasa depan yang berbeda
diantara berbgai tindakan alternatif.
Keputusan Menjual atau
Memroses Lebih Lanjut
Keputusan
untuk mengeluarkan biaya tambahan guna melakukan pemrosesan lebih lanjut harus didasarkan
pada laba operasi inkremental yang dapat dicapai setelah titik splitoff. Biaya inkremental adalah biaya tambahan yang
dikeluaran untuk melakukan suatu aktivitas, seperti pemrosesan lebih lanjut.
Jangan mengasumsikan
semua biaya terpisah dalam alokasi biaya gabungan selalu merupakan biaya
inkremental.
Alokasi
Biaya Gabungan dan Evaluasi Kinerja
Potensi
konflik antara konsep biaya yang digunakan untuk membuat keputusan dan konsep
biaya yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer dapat juga muncul dalam
keputusan menjual atau memroses lebih lanjut.
Keputusan Penetapan
Harga
Tidak
ada hubungan sebab-akibat yang mengidentifikasi sumber daya yang diminta oleh
masing-masing produk gabungan yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar
penetapan harga. Dalam sebagian besar kalkulasi biaya gabungan (joint costing), harga jual (melalui
pengaruhnya terhadap manfaat yang diterima) akan memicu alokasi biaya gabungan. Namun alokasi
biaya tidak akan memicu penetapan harga.
VII.
Akuntansi untuk Produk Sampingan
Proses
produksi gabungan tidak hanya dapat menghasilkan produk gabungan dan produk
utama tetapi juga produk sampingan. Meskipun produk sampingan (by product) memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai
jual produk gabungan atau utama, kehadiran produk sampingan dalam suatu proses
produksi gabungan dapat mempengaruhi alokasi biaya gabungan.
Metode produksi mengakui produk sampingan dalam laporan keuangan ketika
produksi telah selesai. Sementara itu, metode penjualan menunda pengakuan
produk sampingan sampai saat penjualan.
Metode Produksi: Produk
Sampingan Diakui Ketika Produksi Telah Selesai
Metode ini mengakui produk sampingan
dalam laporan keuangan. Ayat jurnal berikut ini mengilustrasikan metode
produksi:
Metode
Penjualan: Produk Sampingan Diakui pada saat Penjualan
Metode
ini tidak membuat ayat jurnal sampai penjualan produk sampingan terjadi.
Pendapatan produk sampingan akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi sebagai pos
pendapatan pada saat penjualan. Pendapatan tersebut dapat dikelompokkan dengan
penjualan lainnya, atau dikurangi dari harga pokok penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.