Jumat, 03 Juli 2015

RESUME / RINGKASAN AKUNTANSI BIAYA BAB 18

Ini merupakan sebagian tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.

RESUME

Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
                Srikant M. Datar
                George Foster 
Bab : BAB 18: Kerusakan, Pengerjaan Ulang, dan Barang Rongsokan
Penerbit :
Size : 76,2 KB
Klik “download” untuk mengunduh file .docx via mediafire

Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan copyannya di bawah ini:


BAB 18: KERUSAKAN, PENGERJAAN ULANG, DAN BARANG RONGSOKAN
I.        Terminologi
       Kerusakan (spoilage) adalah unit produksi baik yang telah selesai seluruhnya atau yang baru selesai sebagian yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta oleh pelanggan dan akan dibuang atau dijual dengan harga yang lebih rendah. Pengerjaan ulang (rework) adalah unit produksi yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta oleh pelanggan tetapi kemudian diperbaiki dan dijual sebagai unit barang jadi. Barang rongsokan (scrap) adalah bahan residu yang berasal dari pembuatan suatu produk. Barang rongsokan memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk.

II.     Jenis Kerusakan yang Berbeda
      Akuntansi untuk kerusakan dimaksudkan guna menentukan besarnya biaya kerusakan dan membebankan antara biaya kerusakan normal dan kerusakan tidak normal. Untuk mengelola, mengendalikan, dan mengurangi biaya kerusakan, peusahaan harus menyoroti biaya tersebut, bukan menguburnya sebagai bagian yang tidak teridentifikasi dari biaya unit yang baik yang telah dibuat.

Kerusakan Normal
       Kerusakan normal (normal spoilage) adalah kerusakan yang melekat dalam proses produksi tertentu yang tetap saja terjadi meskipun operasi telah berlangsung secara efisien. Manajemen memutuskan bahwa tingkat kerusakan yang dianggap normal bergantung pada proses produksi. Tingkat kerusakan normal dihitung dengan membagi unit kerusakan normal dengan total unit yang baik yang telah selesai, bukan total unit aktual yang dimulai dalam produksi.

Kerusakan Abnormal
       Kerusakan abnormal (abnormal spoilage) adalah kerusakan yang tidak melekat dalam proses produksi tertentu dan tidak akan terjadi pada kondisi operasi yang efisien. Kerusakan abnormal umumnya dianggap sebagai hal yang dapat dihindari dan dapat dikendalikan. Pada umumnya, operator lini dan personil pabrik lainnya dapat mengurangi atau mengeliminasi kerusakan abnormal dengan mengidentifikasi penyebab kemacetan mesin, kesalahan operator, dan yang lainnya, serta dengan menempuh langkah-langkah untuk mencegah hal tersebut terulang lagi.

Kalkulasi Biaya Proses dan Kerusakan
       Unit kerusakan abnormal harus diperhitungkan dan dicatat secara terpisah dalam akun Kerugian dari Kerusakan Abnormal. Sebaliknya, pada unit kerusakan normal unit-unit tersebut dapat diperhitungkan (pendekatan A) ataupun tidak diperhitungkan (pendekatan B) ketika menghitung unit output fisik atau ekuivalen dalam sistem kalkulasi biaya proses.

Memperhitungkan Semua Kerusakan
       Titik inspeksi (inspection point) adalah tahap proses produksi di mana produk akan diuji untuk menentukan apakah produk tersebut merupakan unit yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Biasanya kerusakan diasumsikan terjadi pada tahap penyelesaian, yaitu ketika inspeksi dilakukan. Hal ini disebabkan karena kerusakan belum akan terdeteksi hingga inspeksi dilakukan.

Prosedur Lima Langkah untuk Kalkulasi Biaya Proses dengan Kerusakan
Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output. Mengidentifikasi unit kerusakan normal
                     maupun kerusakan abnormal.
Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya per unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya yang akan diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai, ke unit yang rusak, dan ke
                     unit barang dalam proses akhir.

III. Metode Rata-rata Tertimbang dan Kerusakan
       Langkah 3 menyajikan perhitungan biaya per unit ekuivalen dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Perhatikan bagaimana, bagi setiap kategori biaya, biaya barang dalam proses awal dan biaya pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan dijumlahkan dan dibagi dengan unit ekuivalen dari semua pekerjaan yang dilakukan hingga tanggal tersebut untuk menghitung biaya rata-rata tertimbang per unit ekuivalen.

IV. Metode FIFO dan Kerusakan
       Langkah 1 dan 2 dengan menggunakan metode FIFO, yang berfokus pada unit ekuivalen dari pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan. Langkah 3, 4, dan 5, ketika membebankan biaya, metode FIFO mempertahankan biaya barang dalam proses awal tetap terpisah dan berbeda dengan biaya pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.

V.     Metode Kalkulasi Biaya Standar dan Kerusakan
      Metode kalkulasi biaya standar menyederhanakan perhitungan kerusakan normal dan abnormal. Metode kalkulasi biaya standar tidak memerlukan perhitungan biaya unit ekuivalen, sehingga metode tersebut menyederhanakan kalkulasi biaya proses. Biaya yang akan diperhitungkan dalam langkah 4 ditetapkan pada biaya standar, sehingga biaya tersebut berbeda dengan biaya yang akan diperhitungkan menurut metode rata-rata tertimbang dan FIFO, yang ditetapkan pada biaya aktual.

Ayat Jurnal
       Ayat jurnal untuk mentransfer unit baik yang telah selesai ke barang jadi dan untuk mengakui kerugian dari kerusakan abnormal.
Titik Inspeksi dan Pengalokasian Biaya Kerusakan Normal
       Biaya unit yang rusak diasumsikan sama dengan semua biaya yang dikeluarkan ketika membuat unit yang rusak hingga titik inspeksi. Apabila barang yang rusak memiliki nilai pelepasan, biaya bersih kerusakan dihitung dengan mengurangi nilai pelepasan dari biaya barang yang rusak yang telah terakumulasi hingga titik inspeksi. Biaya per unit kerusakan normal dan abnormal akan berjumlah sama apabila keduanya dideteksi pada titik inspeksi yang sama.

VI. Kalkulasi Biaya Pekerjaan dan Kerusakan
      Konsep kerusakan normal dan abnormal juga dapat diterapkan pada sistem kalkulasi biaya pekerjaan (job costing). Kerusakan abnormal diidentifikasi secara terpisah sehingga perusahaan dapat berusaha mengeliminasinya sama sekali. Ketika membebankan biaya, umumnya sistem kalkulasi biaya pekerjaan membedakan kerusakan normal yang disebabkan oleh pekerjaan tertentu dengan kerusakan normal yang umum terjadi pada semua pekerjaan.

Kerusakan normal yang disebabkan oleh pekerjaan tertentu. Ketika terjadi kerusakan normal yang disebabkan oleh spesifikasi pekerjaan tertentu, pekerjaan tersebut menanggung biaya kerusakan dikurangi nilai pelepasan kerusakan. Ayat jurnal untuk mengakui nilai pelepasan adalah:

Pengendalian Bahan (barang yang rusak pada nilai pelepasan bersih saat ini)     xxx
         Pengendalian Barang dalam Proses (pekerjaan tertentu)                                                  xxx

Kerusakan normal yang umum terjadi di semua pekerjaan. Ayat jurnalnya adalah:

Pengendalian Bahan (barang yang rusak pada nilai pelepasan bersih saat ini)     xxx
Pengendalian Overhead Manufaktur (kerusakan normal)                                     xxx
         Pengendalian Barang dalam Proses (pekerjaan tertentu)                                                  xxx

       Jika kerusakan normal sudah biasa terjadi pada semua pekerjaan, tingkat overhead manufaktur yang dianggarkan akan mencakup provisi untuk biaya kerusakan normal. Biaya kerusakan normal tersebar, melalui alokasi overhead, di semua pekerjaan dan bukan dialokasikan ke pekerjaan tertentu.

Kerusakan abnormal. Jika kerusakan bersifat abnormal, kerugian bersih akan dibebankan ke akun Kerugian dan Kerusakan Abnormal. Tidak seperti biaya kerusakan normal, biaya kerusakan abnormal tidak dimasukkan sebagai bagian dari biaya unit yang baik yang diproduksi.

Pengendalian Bahan (barang yang rusak pada nilai pelepasan bersih saat ini)     xxx
Kerugian dari Kerusakan Abnormal                                                                      xxx
         Pengendalian Barang dalam Proses (pekerjaan tertentu)                                                  xxx

VII.   Kalkulasi Biaya Pekerjaan dan Pengerjaan Ulang
       Pengerjaan ulang adalah unit produksi yang diinspeksi, ditentukan sebagai tidak dapat diterima, diperbaiki, dan dijual sebagai barang jadi yang dapat diterima. Kita sekali lagi akan membedakan (1) pengerjaan normal yang dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu, (2) pengerjaan ulang normal yang umum pada semua pekerjaan, dan (3) pengerjaan ulang abnormal.

Pengendalian Barang dalam Proses (pekerjaan tertentu)                                           xxx
         Pengendalian Bahan                                                                                                            xxx
         Pengendalian Utang Upah                                                                                                   xxx
         Overhead Manufaktur yang Dialokasikan                                                                           xxx

Pengerjaan ulang normal yang dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu. Jika pengerjaan ulang bersifat normal tetapi terjadi akibat persyaratan dari pekerjaan tertentu, biaya pengerjaan ulang akan dibebankan ke pekerjaan tersebut.

Pengerjaan ulang normal yang umum pada semua pekerjaan. Jika pengerjaan ulang merupakan hal yang normal dan tidak dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu, biaya pengerjaan ulang akan dibebankan ke overhead manufaktur dan disebarkan, melalui alokasi overhead, ke semua pekerjaan.

Pengendalian Overhead Manufaktur (biaya pengerjaan ulang)                               xxx
         Pengendalian Bahan                                                                                                            xxx
         Pengendalian Utang Upah                                                                                                   xxx
         Overhead Manufaktur yang Dialokasikan                                                                           xxx

Pengerjaan ulang abnormal. Jika pengerjaan ulang bersifat abnormal, hal tersebut akan dicatat dengan membebankan pengerjaan ulang abnormal ke akun kerugian.

Kerugian dari Pengerjaan Ulang Abnormal                                                                   xxx
         Pengendalian Bahan                                                                                                            xxx
         Pengendalian Utang Upah                                                                                                   xxx
         Overhead Manufaktur yang Dialokasikan                                                                           xxx

VIII.    Akuntansi untuk Barang Rongsokan
      Barang rongsokan (scrap) adalah bahan residu yang berasal dari pembuatan suatu produk; barang rongsokan memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk. Ada dua aspek akuntansi untuk barang rongsokan:
1.      Perencanaan dan pengendalian, yang mencakup penelusuran fisik.
2.      Kalkulasi biaya persediaan, yang mencakup kapan dan bagaimana barang rongsokan mempengaruhi laba operasi.

Mengakui Barang Rongsokan pada Saat Penjualan
       Apabila nilai barang rongsokan tidak material, tugas akuntansi yang paling sederhana adalah mencatat kuantitas fisik barang rongsokan yang dikembalikan ke gudang dan memandang penjualan barang rongsokan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi. Apabila nilai uang barang rongsokan berjumlah material dan barang rongsokan itu dapat dijual dengan segera setelah diproduksi, akuntansinya bergantung pada apakah barang rongsokan tersebut dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu atau merupakan hal yang umum pada semua pekerjaan.

Barang rongsokan yang dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu. Sistem kalkulasi biaya pekerjaan kadang-kadang menelusuri pendapatan barang rongsokan ke pekerjaan yang menghasilkan barang rongsokan itu. Metode ini hanya akan digunakan apabila penelusuran dapat dilakukan dengan cara yang seekonomis mungkin.

Barang rongsokan yang                Tidak ada ayat jurnal.
dikembalikan ke gudang:                    [Catatan mengenai kuantitas yang diterima
                                                                  dan pekerjaan terkait yang dimasukkan dalam
                                                                  catatan persediaan]


Penjualan barang rongsokan      Kas atau Piutang Usaha                                               xxx
                                                            Pengendalian Barang dalam Proses                                      xxx
                                                            Posting yang dilakukan ke catatan biaya
                                                            pekerjaan tertentu.

Barang rongsokan yang umum pada semua pekerjaan. Ayat jurnal dalam kasus ini adalah:

Barang rongsokan yang                Tidak ada ayat jurnal.
dikembalikan ke gudang:                    [Catatan mengenai kuantitas yang diterima
                                                                  dan pekerjaan terkait yang dimasukkan dalam
                                                                  catatan persediaan]


Penjualan barang rongsokan      Kas atau Piutang Usaha                                              xxx
                                                            Pengendalian Overhead Manufaktur                                    xxx
                                                            Posting yang dilakukan ke buku besar
                                                            pembantu—kolom “Penjualan Barang Rongsokan”
                                                            pada catatan biaya departemen.

Mengakui Barang Rongsokan pada Saat Produksi
       Dalam situasi ini, perusahaan membebankan biaya persediaan ke barang rongsokan menurut estimasi konservatif atas nilai realisasi bersihnya sehingga biaya produksi dan pendapatan barang rongsokan yang terkait diakui pada periode akuntansi yang sama. Beberapa perusahaan cenderung menunda penjualan barang rongsokan hingga harga pasar dianggap menguntungkan.

Barang rongsokan yang dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu. Ayat jurnal:

Barang rongsokan yang                Pengendalian Bahan                                                     xxx
dikembalikan ke gudang:                    Pengendalian Barang dalam Proses                                       xxx

Barang rongsokan yang umum pada semua pekerjaan. Ayat jurnal:

Barang rongsokan yang                Pengendalian Bahan                                                     xxx
dikembalikan ke gudang:                    Pengendalian Overhead Manufaktur                                     xxx

       Amati bahwa akun Pengendalian Bahan didebet di Kas atau Piutang Usaha. Ketika barang rongsokan dijual, ayat jurnalnya adalah:

Penjualan barang rongsokan      Kas atau Piutang Usaha                                                  xxx
                                                            Pengendalian Bahan                                                              xxx

       Barang rongsokan kadang-kadang digunakan kembali sebagai bahan langsung dan bukan dijual sebagai barang rongsokan. Akuntansi untuk barang rongsokan menurut kalkulasi biaya proses sama seperti akuntansi menurut kalkulasi biaya pekerjaan apabila barang rongsokan merupakan hal yang umum pada semua pekerjaan.



 

7 komentar:

  1. Balasan
    1. untuk resumenya ada kak, silahkan cek blog secara keseluruhan ya. terimakasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  2. sangat membantu.. walaupun beberapa bab tidak ada, jd terpaksa buka slide deh. . .😃😃
    nice..👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih untuk kunjungannya, semoga bermanfaat. maaf untuk resume ataupun jawaban yang tersedia hanya yang saya upload saja :)

      Hapus
  3. apakah ada bab 19? terimakasih sudah banyak membantu

    BalasHapus

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.