Rabu, 27 Mei 2015

RESUME / RINGKASAN AKUNTANSI BIAYA BAB 9-10


Ini merupakan sebagian tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas sembilan lembar ringkasan. Semoga bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.

RESUME

Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
                Srikant M. Datar
                George Foster 
Bab : BAB 9: Kalkulasi Biaya Persediaan Dan Analisis Kapasitas
BAB 10: Menentukan Perilaku Biaya
Penerbit :
Size : 99,03 KB
Klik “download” untuk mengunduh file .docx via mediafire

Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan copyannya di bawah ini:

BAB 9: KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN DAN ANALISIS KAPASITAS

Di samping mengelola tingkat kapasitas, manajer perusahaan dan industri yang memiliki biaya tetap yang tinggi juga memperhatikan keputusan yang mempengaruhi angka laba operasinya.
§  Keputusan perencanaan yang dibuat manajer, secara khusus mencakup analisis tentang bagaimana keputusan tersebut akan mempengaruhi laba operasi di masa depan.
§  Manajemen puncak menggunakan angka laba operasi untuk mengevaluasi kinerja para manajer.
Dua jenis pilihan akuntansi biaya untuk persediaan yang mempengaruhi laba operasi perusahaan manufaktur:
1.      Pilihan kalkulasi biaya persediaan menentukan biaya manufaktur mana yang diperlakukan sebagai biaya persediaan.
2.      Pilihan kapasitas tingkat-denominator berhubungan dengan tinngkat dasar alokasi biaya yang telah dipilih sebelumnya yang digunakan untuk menetapkan tarif biaya manufaktur tetap yang dianggarkan.

BAGIAN SATU: KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Dua metode umum untuk menentukan biaya persediaan dalam perusahaan manufaktur adalah kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi.

I.             Kalkulasi Biaya Variabel dan Kalkulasi Biaya Absorpsi
Kalkulasi biaya variabel adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana semua biaya manufaktur variabel dimasukkan sebagai biaya persediaan. Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana semua biaya manufaktur tetap dan semua biaya manufaktur variabel dimasukkan sebagai biaya persediaan. Kesimpulan: Bagaimana biaya manufaktur tetap diperhitungkan merupakan perbedaan utama antara kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi.

II.          Membandingkan Laporan Laba-Rugi dalam Setahun
Laporan laba rugi kalkulasi biaya variabel menggunakan format marjin kontribusi, sedangkan laporan laba rugi kalkulasi biaya absorpsi menggunakan format marjin kotor. Laporan laba rugi dengan kalkulasi biaya absorpsi tidak perlu membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Perbedaan mendasar antara kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi terletak pada cara menghitung biaya manufaktur tetap. Bila tingkat persediaan berubah, laba operasi akan berbeda antara kedua metode tersebut karena perbedaan akuntansi untuk biaya manufaktur tetap.
Terkadang istilah kalkulasi biaya langsung (direct costing) digunakan untuk menjelaskan metode kalkulasi biaya persediaan yang disebut kalkulasi biaya variabel (variable costing). Namun, kalkulasi biaya langsung bukanlah gambaran yang akurat karena dua alasan:
1.      Kalkulasi biaya variabel tidak menyerahkan semua biaya langsung sebagai biaya persediaan.
2.      Kalkulasi biaya variabel yang disertakan sebagai biaya persediaan bukan hanya biaya manufaktur langsung saja tetapi juga biaya overhead manufaktur variabel.

III.      Menjelaskan Perbedaan Laba Operasi
Mengapa kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi biasanya melaporkan perbedaan jumlah laba operasi? Secara umum, bila persediaan meningkat selama suatu periode akuntansi, maka lebih sedikit laba operasi yang akan dilaporkan menurut kalkulasi biaya variabel daripada kalkulasi biaya absorpsi. Sebaliknya, jika persediaan menurun, maka lebih banyak laba operasi yang akan dilaporkan menurut kalkulasi biaya variabel daripada kalkulasi biaya absorpsi. Perbedaan laba operasi yang dilaporkan ini hanya disebabkan oleh:
a.       Perpindahan biaya manufaktur tetap ke persediaan apabila persediaan meningkat, dan
b.      Pergerakan biaya manufaktur tetap keluar dari persediaan apabila persediaan menurun.

Pengaruh Penjualan dan Produksi terhadap Laba Operasi
Jika marjin kontribusi per unit konstan dan biaya tetap juga konstan, perubahan laba operasi dari periode ke periode menurut kalkulasi biaya variabel sepenuhnya dipicu oleh perubahan kuantitas unit yang benar-benar dijual. Menurut kalkulasi biaya variabel, para manajer tidak dapat menaikkan laba operasi dengan “memproduksi untuk persediaan” karena hanya kuantitas unit yang terjual yang memicu laba operasi.

Ukuran Kinerja dan Kalkulasi Biaya Absorpsi
Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode persediaan yang dibutuhkan untuk pelaporan eksternal dibanyak negara. Sebagian besar perusahaan menggunakan kalkulasi biaya absorpsi untuk akuntansi internalnya. Satu metode kalkulasi biaya persediaan yang umum juga dapat mencegah manajer untuk melakukan tindakan yang membuat ukuran kinerjanya tampak bagus tetapi menurunkan laba yang mereka laporkan kepada para pemegang saham. Keuntungan lain dari kalkulasi biaya absorpsi (absorption costing) adalah bahwa metode ini mengukur biaya semua sumber daya manufaktur, apakah variabel atau tetap, yang diperlukan untuk membuat persediaan.
Salah satu permasalahan dalam kalkulasi biaya absorpsi adalah bahwa metode itu memungkinkan manajer untuk meningkatkan produksi meskipun tidak ada permintaan pelanggan atas produksi tambahan. Keuntungan yang berbeda antara kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorbsi memberi manfaat bagi perusahaan yang memakai kedua metode tersebut untuk pelaporan internal kalkulasi biaya variabel untuk keputusan jangka pendek dan evaluasi kinerja, dan kalkulasi biaya absorpsi untuk keputusan jangka panjang.

IV.      Penumpukan Persediaan yang Tidak Diinginkan
Salah satu motivasi untuk menumpuk persediaan yang tidak diinginkan adalah karena bonus manajer didasarkan pada laba operasi kalkulasi biaya absorpsi yang dilaporkan. Ada banyak cara halus yang dapat digunakan manajer guna memproduksi untuk menumpuk persediaan yang, jika dilakukan dalam jumlah terbatas, akan sulit dideteksi. Misalkan:
§  Manajer pabrik dapat beralih membuat produk yang menyerap biaya manufaktur tetap dengan jumlah tertinggi, dengan mengabaikan permintaan pelanggan akan produk-produk tersebut (disebut “cherry picking” lini produksi).
§  Manajer pabrik dapat menerima pesanan tertentu untuk meningkatkan produksi, walaupun pabrik lain dalam perusahaan yang sama mungkin lebih cocok untuk menangani pesanan tersebut.
§  Untuk meningkatkan produksi, manajer dapat menangguhkan pemeliharaan di luar periode akuntansi berjalan.

Proposal untuk Merevisi Evaluasi Kinerja
Beberapa langkah untuk mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari kalkulasi biaya absorpsi.
§  Berfokus pada penganggaran dan perencanaan persediaan yang cermat untuk mengurangi kebebasan manajemen untuk menumpuk kelebihan persediaan.
§  Memasukkan beban penyimpanan persediaan ke dalam sistem akuntansi internal.
§  Mengubah periode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.

V.          Throughput Costing
Throughput costing yang juga disebut kalkulasi biaya super variabel (super variable costing) karena merupakan bentuk eksterm dari kalkulasi biaya variabel, adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana hanya biaya bahan langsung yang disertakan sebagai biaya persediaan. Semua biaya lainnya adalah biaya periode dimana biaya itu terjadi. Secara khusus, biaya tenaga kerja manufaktur langsung variabel dan biaya overhead manufaktur variabel dianggap sebagai biaya periode dan dikurangi sebagai beban periode itu. Pendukung throughput costing mengatakan bahwa sistem ini memberikan lebih sedikit insentif untuk memproduksi guna menumpuk persediaan ketimbang kalkulasi biaya variabel atau, terutama, kalkulasi biaya absorpsi.

Perbandingan Metode Kalkulasi Biaya Persediaan Alternatif
      Kalkulasi biaya variabel (termasuk throughput-costing) dan kalkulasi biaya absorpsi dapat dikombinasikan dengan kalkulasi biaya aktual, normal, atau standar.
Kalkulasi Biaya Variabel
Kalkulasi Biaya Absorpsi
Kalkulasi biaya aktual
Kalkulasi biaya aktual
Kalkulasi biaya normal
Kalkulasi biaya normal
Kalkulasi biaya standar
Kalkulasi biaya standar
               
      Kalkulasi biaya variabel telah menjadi hal yang kontroversional di antara para akuntan bukan karena perselisihan tentang kebutuhan untuk menunjukkan batas antara biaya variabel dan biaya tetap bagi perencanaan dan pengendalian internal, tetapi karena hal itu berkaitan dengan pelaporan eksternal.

BAGIAN DUA: KONSEP KAPASITAS TINGKAT DENOMINATOR DAN ANALISIS KAPASITAS BIAYA TETAP
      Menentukan tingkat kapasitas yang “tepat” adalah salah satu keputusan paling strategis dan sulit yang dihadapi para manajer. Memiliki terlalu banyak kapasitas untuk berproduksi dibandingkan kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan berarti mengeluarkan sejumlah biaya untuk kapasitas yang tidak digunakan. Sebaliknya, memiliki kapasitas yang terlalu sedikit untuk berproduksi berarti bahwa permintaan dari beberapa pelanggan mungkin tidak akan terpenuhi.

VI.      Konsep Kapasitas Tingkat Denominator Alternatif untuk Kalkulasi Biaya Absorpsi
Pemilihan tingkat kapasitas yang digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tetap  yang dianggarkan ke produk dapat sangat mempengaruhi laba operasi yang dilaporkan menurut sistem kalkulasi biaya normal atau sistem kalkulasi biaya standar dan informasi mengenai biaya produk yang tersedia bagi para manajer.

Kapasitas Teoretis dan Kapasitas Praktis
Dalam bisnis dan akuntansi, kapasitas biasanya berarti “kendala”, yaitu suatu “batas atas”. Kapasitas teoretis adalah tingkat kapasitas yang didasarkan pada memproduksi dengan efisiensi penuh sepanjang waktu. Kapasitas praktis adalah tingkat kapasitas yang mengurangi kapasitas teoretis dengan mempertimbangkan interupsi operasi yang tidak dapat dihindari, seperti waktu pemeliharaan yang telah terjadwal, penghentian karena libur, dan lainnya. Faktor teknik dan sumber daya manusia adalah faktor yang penting saat mengistimasi kapasitas teoretis atau praktis.

Utilisasi Kapasitas Normal dan Utilisasi Kapasitas Anggaran-Induk
Utilisasi kapasitas normal (normal capacity utilization) adalah tingkat penggunaan kapasitas yang memenuhi rata-rata permintaan pelanggan selama suatu periode (katakanlah 2 hingga 3 tahun) yang meliputi faktor musiman, siklis, dan tren. Utilisasi kapasitas anggaran induk (master budget capacity utilization) adalah tingkat penggunaan kapasitas yang diharapkan oleh manajer selama periode anggaran berjalan, biasanya satu tahun.

Pengaruh terhadap Tarif Biaya Manufaktur Tetap yang Dianggarkan
Karena konsep kapasitas tingkat denominator yang berbeda menghasilkan biaya manufaktur tetap yang dianggarkan yang juga berbeda kita harus memakai konsep tingkat kapasitas yang sama untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, pelaporan eksternal kepada pemegang saham, dan tujuan pajak penghasilan.
VII.   Pemilihan Tingkat Kapasitas
Masalah dan pengaruh pemilihan tingkat denominator yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, yang meliputi: (a) kalkulasi biaya produk (product costing) dan manajemen kapasitas, (b) penetapan harga, (c) evaluasi kinerja, (d) pelaporan eksternal, dan (e) persyaratan undang-undang.

Kalkulasi Biaya Produk dan Manajemen Kapasitas
Data dari kalkulasi biaya normal atau kalkulasi biaya standar sering kali digunakan dalam penetapan harga atau keputusan bauran produk. Banyak perusahaan yang menyukai kapasitas praktis sebagai denominator untuk menghitung biaya manufaktur tetap yang dianggarkan per unit. Dengan menggunakan kapasitas praktis sebagai tingkat denominator biaya kapasitas ditetapkan pada biaya penyediaan kapasitas, dengan mengabaikan permintaan atas kapasitas.

VIII.    Keputusan Penetapan Harga dan Spiral Permintaan yang Menurun
Spiral permintaan menurun bagi sebuah perusahaan adalah pengurangan yang terus terjadi atas permintaan akan produknya apabila harga produk pesaing tidak disamai dan saat permintaan menurun biaya per unit terus meningkat sehingga meningkatkan keengganan untuk menyamai harga pesaing.

Evaluasi Kinerja
Bagaimana pilihan antara utilisasi kapasitas normal, utilisasi kapasitas anggaran induk, dan kapasitas mempengaruhi bagaimana seorang manajer pemasaran dievaluasi. Penggunaan utilisasi kapasitas normal sebagai referensi untuk menilai kinerja seorang manajer pemasaran pada saat ini adalah contoh dari penyalahgunaan ukuran jangka panjang untuk tujuan jangka pendek. Utilitas kapsitas induk, dan bukan utilisasi kapasitas normal atau kapasitas praktis, adalah apa yang harus digunakan untuk mengevaluasi kinerja seseorang manajer pemasaran pada tahun berjalan. Hal ini disebabkan karena anggaran induk adalah alat perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang utama.

IX.      Pelaporan Eksternal
Tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani varians volume produksi:
1.      Pendekatan tarif alokasi yang disesuaikan
2.      Pendekatan prorasi
3.      Pendekatan penghapusan varians ke harga pokok penjualan

Persyaratan Undang-undang
Undang-undang Jawatan Pajak A.S. menyatakan: “Penggunaan metode biaya standar yang tepat meminta agar seorang pembayar pajak harus mengalokasikan kembali bagian prorate dari adanya varians overhead bersih negatif atau positif kepada barang dalam persediaan akhir.”

Kesulitan dalam meramalkan konsep tingkat Denominator yang Terpilih
Kapasitas praktis mengukur pasokan kapasitas yang tersedia. Para manajer biasanya dapat menggunakan studi-studi teknik dan pertimbangan sumber daya manusia untuk memperoleh estimasi yang dapat diandalkan dari tingkat denominator ini selama periode anggaran tersebut. Namun, lebih sulit untuk mengestimasi utilitas kapasitas normal.

X.          Permasalahan Biaya Kapasitas dan Tingkat Denominator
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan dan pengendalian biaya kapasitas.
1.      Sistem kalkulasi biaya, seperti kalkulasi biaya normal atau kalkulasi biaya standar, tidak mengenali ketidakpastian seperti para manajer mengenalinya.
2.      Tarif biaya pabrikasi tetap didasarkan pada sebuah numerator suatu ukuran kapasitas atau penggunaan kapasitas.
3.      Biaya kapasitas muncul dalam bagian non-pabrikasi dari rangkaian nilai, seperti juga dengan fungsi pabrikasi yang ditekankan.
4.      Agar sederhana dan untuk berfokus pada ide utama tentang pemulihan sebuah denominator untuk menghitung tarif biaya manufaktur tetap yang dianggarkan.


BAB 10: MENENTUKAN PERILAKU BIAYA

I.             Masalah Umum dalam Mengestimasi Fungsi Biaya
Fungsi biaya adalah gambaran matematis tentang bagaimana biaya berubah mengikuti perubahan tingkat aktivitas yang berhubungan dengan biaya tersebut.

II.          Asumsi Dasar dan Contoh-contoh Fungsi Biaya
Manajer dapat mengestimasi fungsi biaya berdasarkan dua asumsi:
1.      Variasi (perubahan) total biaya dijelaskan oleh variasi  (perubahan) tingkat aktivitas tunggal yang berhubungan dengan biaya-biaya tersebut (pemicu biaya).
2.      Perilaku biaya diperkirakan dengan fungsi biaya linear dalam rentang yang relevan. Sebuah rentang yang relevan adalah rentang aktivitas dimana terdapat hubungan antara biaya total dan tingkat aktivitas. Untuk fungsi biaya linear yang dipresentasikan secara grafis, biaya total versus level aktivitas tunggal yang berhubungan dengan biaya tersebut akan berbentuk garis lurus dalam rentang yang relevan.

Tiga Cara Umum Perilaku Biaya
Tidak seluruh fungsi biaya bersifat linear dan dapat dijelaskan dengan sebuah aktivitas tunggal. Koefisien kemiringan (slope coefficient) yaitu jumlah mana total biaya berubah apabila terjadi perubahan satu unit dalam tingkat aktivitas. Konstanta yaitu komponen dari total biaya yang tidak berubah dengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya campuran (mixed cost) juga disebut biaya semivariabel adalah sebuah biaya yang memiliki elemen tetap dan variabel.

Ulasan Singkat tetang Klasifikasi Biaya
a.        Pilihan objek biaya, sebuah item biaya tertentu bisa menjadi variabel menurut satu objek biaya dan bisa menjadi tetap menurut objek biaya lainnya.
b.        Horizon waktu, apakah biaya bersifat variabel atau tetap menurut aktivitas tertentu bergantung pada horizon waktu yang dipertimbangkan dalam situasi keputusan.
c.         Rentang yang relevan, manajer tidak boleh lupa bahwa pola perilaku biaya variabel dan tetap adalah sah bagi fungsi biaya linear hanya dalam rentang tertentu yang relevan.

Estimasi Biaya
Manajer menggunakan estimasi biaya untuk mengukur hubungan berdasarkan data biaya masa lalu dan tingkat aktivitas yang terkait. Para manajer ingin mengistimasi fungsi perilaku biaya masa lalu terutama karena estimasi tersebut dapat membantu mereka membuat prediksi atau ramalan biaya yang lebih akurat, tentang biaya mendatang.

Kriteria Sebab dan Akibat dalam Pemilihan Pemicu Biaya
Masalah yang paling penting dalam memperkirakan fungsi biaya adalah menentukan apakah terdapat hubungan sebab dan akibat antara tingkat aktivitas dan biaya yang terkait dengan tingkat aktivitas tersebut. Hubungan sebab dan akibat dapat muncul sebagai hasil dari:
·         Hubungan fisik antara tingkat aktivitas dan biaya.
·         Pengaturan kontraktual.
·         Pengetahuan operasi.

III.      Metode Estimasi Biaya
Empat metode estimasi biaya yaitu metode teknik industri, metode konferensi, metode analisis akun, dan metode analisi kuantitatif (yang memiliki bentuk yang berbeda). Metode tersebut berbeda menurut seberapa mahal metode itu untuk diimplementasikan, asumsi yang dibuat oleh metode itu, dan informasi yang diberikan oleh metode itu tentang akurasi fungsi biaya yang diestimasi.

Metode Teknik Industri
Metode teknik industri (industrial engineering method) disebut juga metode pengukuran kerja, mengestimasi fungsi biaya dengan menganalisis hubungan antara input dan output dalam konteks fisik.

Metode Konferensi
Metode konferensi (conference method) mengestimasi fungsi biaya berdasarkan analisis dan opini tentang biaya serta pemicunya yang dikumpulkan dari berbagai departemen dalam sebuah perusahaan (pembelian, teknik proses, manufaktur, dll). Metode konferensi mendorong kooperasi antar departemen.

Metode Analisis Akun
Metode analisis akun (account analysis method) mengestimasi fungsi biaya dengan menklasifikasikan berbagai akun biaya sebagai variabel, tetap, atau campuran menurut tingkat aktivitas yang diidentifikasikan.

Metode Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif menggunakan metode matematis formal untuk mencocokkan fungsi biaya dengan pengamatan data masa lalu.

IV.      Langkah-langkah dalam Mengestimasi Fungsi Biaya dengan Menggunakan Analisis Kuantitatif
Terdapat enam langkah dalam mengestimasi fungsi biaya dengan menggunakan analisis kuantitatif atas hubungan biaya masa lalu.
Langkah 1: memilih variabel dependen
Langkah 2: mengidentifikasi variabel independen atau pemicu biaya
Langkah 3: mengumpulkan data variabel dependen dan pemicu biaya
Langkah 4: memplot data
Langkah 5: mengestimasi fungsi biaya
Langkah 6: mengevaluasi pemicu biaya dari estimasi fungsi biaya

Metode Tinggi-Rendah
Metode paling sederhana dari analisis kuantitatif adalah metode tinggi-rendah (high-low method). Metode ini hanya menggunakan nilai tertinggi dan terendah yang diamati dari pemicu biaya dalam rentang yang relevan dan biaya masing-masingnya.

Metode Analisis Regresi
Analisis regresi (regression analysis) adalah metode statistik yang mengukur jumlah perubahan rata-rata variabel dependen yang terkait dengan perubahan satu atau lebih unit variabel independen. Analisis regresi sederhana mengestimasi hubungan antara variabel dependen dan satu variabel independen. Analisis regresi berganda (multiple regression) mengestimasi hubungan antara variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen.

V.          Mengevaluasi Pemicu Biaya pada Estimasi Fungsi Biaya
Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi ini:
1.      Perkonomian yang masuk akal (economic plausibility). Kedua pemicu biaya adalah masuk akal secara ekonomis.
2.      Goodness of fit
3.      Signifikansi variabel independen (significance of independent variable)

Pemicu Biaya dan Kalkulasi Biaya Berbasis Aktivitas (ABC)
Sistem kalkulasi biaya berbasis aktivitas (ABC) berfokus pada aktivitas individual seperti desain produk, pengaturan mesin, penanganan bahan, distribusi, dan pelayanan pelanggan sebagai objek biaya fundamental. Untuk menerapkan sistem ABC, para manajer harus mengidentifikasi pemicu biaya untuk setiap aktivitas. Untuk memilih pemicu biaya dan menggunakannya untuk mengestimasi fungsi biaya, manajer mengumpulkan data tentang biaya penanganan bahan dan jumlah dari dua pemicu biaya yang bersaing atas sebuah periode yang cukup panjang.

VI.      Nonlinearitas dan Fungsi Biaya
Pada praktiknya, fungsi biaya tidak selalu linear. Fungsi biaya nonlinear  adalah fungsi biaya dimana grafik biaya total (berdasarkan tingkat aktivitas tunggal), bukan merupakan garis lurus dalam rentang yang relevan. Fungsi biaya bertahap juga merupakan contoh dari fungsi biaya nonlinear. Fungsi biaya bertahap adalah fungsi biaya dimana biaya tetap akan tetap sama pada berbagai rentang tingkat aktivitas, tetapi biaya akan meningkat sebesar jumlah diskret yaitu, meningkat secara bertahap apabila tingkat aktivitas meningkat dari satu rentang ke rentang berikutnya.

Kurva Belajar dan Fungsi Biaya Nonlinear
Fungsi biaya nonlinear juga dihasilkan dari kurva belajar. Kurva belajar adalah sebuah fungsi yang mengukur penurunan jam tenaga kerja per unit saat unit produksi meningkat karena para pekerja telah belajar menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka. Manajer telah meluaskan pemikiran kurva belajar ke fungsi bisnis lainnya dalam rantai nilai. Istilah kurva pengalaman menjelaskan penerapan kurva belajar yang lebih luas. Kurva pengalaman (experience curve) adalah fungsi yang mengukur penurunan biaya per unit dalam beragam fungsi bisnis pada rantai nilai pemasaran, distribusi, saat unit yang diproduksi inkremental.

VII.   Model Pembelajaran Waktu Rata-rata Kumulatif
Dalam model pembelajaran waktu rata-rata kumulatif (cumulative average-time learning model), Waktu rata-rata kumulatif per unit menurun dengan persentase konstan setiap kali kuantitas kumulatif dari unit yang diproduksi menjadi berganda.

Model Pembelajaran Waktu Unit Inkremental
Dalam model pembelajaran waktu unit inkremental (incremental unit-time learning model), waktu peningkatan yang dibutuhkan untuk memproduksi unit terakhir menurun dengan persentase konstan setiap kali kuantitas unit kumulatif yang diproduksi menjadi berganda. Model waktu unit inkremental memprediksikan total waktu kumulatif yang lebih tinggi untuk memproduksi dua unit atau lebih model rata-rata kumulatif, dengan mengasumsikan tarif belajar yang sama untuk kedua model itu.

Menetapkan Harga, Anggaran, dan Standar
Beberapa studi  menunjukkan bahwa factor-faktor selain dari output produksi, seperti rotasi pekerjaan dan mengelola pekerja ke dalam tim, juga berkontribusi  pada pembelajaran yang meningkatkan kualitas.

VIII.    Pengumpulan Data dan Masalah Penyesuaian
Database ideal untuk memperkirakan fungsi biaya secara kuantitatif memiliki dua karakteristik:
1.      Database harus berisi sejumlah observasi pemicu biaya (variabel independen) dan biaya yang terkait (variael dependen) yang terukur dan dapat dipercaya. Kesalahan dalam mengukur biaya dan pemicu biaya adalah hal yang serius. Hal itu dapat mengakibatkan perkiraan yang tidak akurat atas pengaruh dari pemicu biaya terhadap biaya.
2.      Untuk pemicu biaya, database harus mempertimbangkan banyak nilai yang tersebar pada rentang yang luas. Dengan hanya menggunakan beberapa bilai dari pemicu biaya yang terkelompok secara erat dianggap sebuah segmen yang terlalu kecil dari rentang yang relevan dan mengurangi kepercayaan atas perkiraan yang diperoleh.

Secara garis besar, ada beberapa permasalahan data yang sering kita temui dan langkah-langkah yang diambil analisis biaya untuk mengatasi permasalahan ini.
1.      Periode waktu untuk mengukur variabel dependen tidak benar-benar cocok dengan periode untuk mengukur pemicu biaya.
2.      Biaya tetap dialoksikan seolah mereka adalah biaya variabel. Bahayanya adalah menganggap biaya-biaya ini sebagai periode variabel dan ubkan sebagai tetap. Biaya tersebut terlihat menjadi variabel karena metode alokasi yang digunakan. Jadi, analisis harus teliti membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel dan tidak memperlakukan biaya tetap yang dialokasikan per unit sebagai biaya variabel.
3.      Data bisa tidak tersedia untuk semua pengamatan atau tidak semuanya dapat diandalkan. Kehilangan pengamatan biaya sering kali muncul karena kegagalan dalam mencatat sebuah biaya atau karena salah menggogolongkan biaya.
4.      Nilai ekstrim observasi terjadi dari kesalahan dalam mencatat biaya-biaya, dari periode yang tidak mewakili,
5.      Tidak ada hubungan homogen antara item biaya individual dalam pool biaya variabel dependen dan pemicu biaya.
6.      Hubungan antara pemicu biaya dan biaya tidaklah tetap. Yaitu, proses dasar yang telah menghasilkan pengamaan tersebut tetap stabil dari waktu ke waktu.
7.      Inflasi telah mempengaruhi biaya, pemicu biaya atau keduanya.


 

2 komentar:

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.