Ini merupakan sebagian
tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya
unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih
mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas sembilan lembar ringkasan. Semoga
bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.
RESUME
Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
Srikant M. Datar
George Foster
Srikant M. Datar
George Foster
Bab : BAB 9: Kalkulasi
Biaya Persediaan Dan Analisis Kapasitas
BAB 10: Menentukan Perilaku Biaya
Penerbit :
Size : 99,03 KB
Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan
copyannya di bawah ini:
BAB 9: KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN DAN ANALISIS
KAPASITAS
Di
samping mengelola tingkat kapasitas, manajer perusahaan dan industri yang
memiliki biaya tetap yang tinggi juga memperhatikan keputusan yang mempengaruhi
angka laba operasinya.
§ Keputusan
perencanaan yang dibuat manajer, secara khusus mencakup analisis tentang
bagaimana keputusan tersebut
akan mempengaruhi laba operasi di masa depan.
§ Manajemen
puncak menggunakan angka laba operasi untuk mengevaluasi kinerja para manajer.
Dua
jenis pilihan akuntansi biaya untuk persediaan yang mempengaruhi laba operasi
perusahaan manufaktur:
1.
Pilihan
kalkulasi biaya persediaan menentukan biaya
manufaktur mana yang diperlakukan sebagai biaya persediaan.
2.
Pilihan
kapasitas tingkat-denominator berhubungan dengan tinngkat
dasar alokasi biaya yang telah dipilih sebelumnya yang digunakan untuk
menetapkan tarif biaya manufaktur tetap yang dianggarkan.
BAGIAN
SATU: KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Dua
metode umum untuk menentukan biaya persediaan dalam perusahaan manufaktur
adalah kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi.
I.
Kalkulasi Biaya Variabel dan Kalkulasi Biaya
Absorpsi
Kalkulasi biaya variabel
adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana semua biaya manufaktur
variabel dimasukkan sebagai biaya persediaan. Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode kalkulasi biaya persediaan
di mana semua biaya manufaktur tetap dan semua biaya manufaktur variabel
dimasukkan sebagai biaya persediaan. Kesimpulan:
Bagaimana biaya manufaktur tetap diperhitungkan merupakan perbedaan utama
antara kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi.
II.
Membandingkan Laporan Laba-Rugi dalam Setahun
Laporan
laba rugi kalkulasi biaya variabel menggunakan format marjin kontribusi,
sedangkan laporan laba rugi kalkulasi biaya absorpsi menggunakan format marjin
kotor. Laporan laba rugi dengan kalkulasi biaya absorpsi tidak perlu membedakan
antara biaya variabel dengan biaya tetap. Perbedaan mendasar antara kalkulasi
biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi terletak pada cara menghitung biaya
manufaktur tetap. Bila tingkat persediaan berubah, laba operasi akan berbeda
antara kedua metode tersebut karena perbedaan akuntansi untuk biaya manufaktur
tetap.
Terkadang
istilah kalkulasi biaya langsung (direct costing) digunakan untuk
menjelaskan metode kalkulasi biaya persediaan yang disebut kalkulasi biaya
variabel (variable costing). Namun,
kalkulasi biaya langsung bukanlah gambaran yang akurat karena dua alasan:
1.
Kalkulasi biaya
variabel tidak menyerahkan semua biaya langsung sebagai biaya persediaan.
2.
Kalkulasi biaya
variabel yang disertakan sebagai biaya persediaan bukan hanya biaya manufaktur
langsung saja tetapi juga biaya overhead manufaktur variabel.
III.
Menjelaskan Perbedaan Laba Operasi
Mengapa
kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi biaya absorpsi biasanya melaporkan
perbedaan jumlah laba operasi? Secara umum, bila persediaan meningkat selama
suatu periode akuntansi, maka lebih sedikit laba operasi yang akan dilaporkan
menurut kalkulasi biaya variabel daripada kalkulasi biaya absorpsi. Sebaliknya,
jika persediaan menurun, maka lebih banyak laba operasi yang akan dilaporkan
menurut kalkulasi biaya variabel daripada kalkulasi biaya absorpsi. Perbedaan
laba operasi yang dilaporkan ini hanya disebabkan oleh:
a.
Perpindahan biaya
manufaktur tetap ke persediaan apabila persediaan meningkat, dan
b.
Pergerakan biaya
manufaktur tetap keluar dari persediaan apabila persediaan menurun.
Pengaruh
Penjualan dan Produksi terhadap Laba Operasi
Jika
marjin kontribusi per unit konstan dan biaya tetap juga konstan, perubahan laba
operasi dari periode ke periode menurut kalkulasi biaya variabel sepenuhnya dipicu oleh perubahan kuantitas unit yang
benar-benar dijual. Menurut kalkulasi biaya variabel, para manajer tidak
dapat menaikkan laba operasi dengan “memproduksi untuk persediaan” karena hanya
kuantitas unit yang terjual yang memicu laba operasi.
Ukuran
Kinerja dan Kalkulasi Biaya Absorpsi
Kalkulasi
biaya absorpsi adalah metode persediaan yang dibutuhkan untuk pelaporan
eksternal dibanyak negara. Sebagian besar perusahaan menggunakan kalkulasi
biaya absorpsi untuk akuntansi internalnya. Satu metode kalkulasi biaya
persediaan yang umum juga dapat mencegah manajer untuk melakukan tindakan yang
membuat ukuran kinerjanya tampak bagus tetapi menurunkan laba yang mereka
laporkan kepada para pemegang saham. Keuntungan lain dari kalkulasi biaya
absorpsi (absorption costing) adalah
bahwa metode ini
mengukur biaya semua sumber daya manufaktur, apakah variabel atau tetap, yang
diperlukan untuk membuat persediaan.
Salah satu permasalahan dalam
kalkulasi biaya absorpsi adalah bahwa metode itu memungkinkan manajer untuk
meningkatkan produksi meskipun tidak ada permintaan pelanggan atas produksi
tambahan. Keuntungan yang berbeda antara kalkulasi biaya variabel dan kalkulasi
biaya absorbsi memberi manfaat bagi perusahaan yang memakai kedua metode
tersebut untuk pelaporan internal kalkulasi biaya variabel untuk keputusan jangka
pendek dan evaluasi kinerja, dan kalkulasi biaya absorpsi untuk keputusan
jangka panjang.
IV.
Penumpukan Persediaan yang Tidak Diinginkan
Salah
satu motivasi untuk menumpuk persediaan yang tidak diinginkan adalah karena
bonus manajer didasarkan pada laba operasi kalkulasi biaya absorpsi yang
dilaporkan. Ada banyak cara halus yang dapat digunakan manajer guna memproduksi
untuk menumpuk persediaan yang, jika dilakukan dalam jumlah terbatas, akan
sulit dideteksi. Misalkan:
§ Manajer
pabrik dapat beralih membuat produk yang menyerap biaya manufaktur tetap dengan
jumlah tertinggi, dengan mengabaikan permintaan pelanggan akan produk-produk
tersebut (disebut “cherry picking”
lini produksi).
§
Manajer pabrik dapat
menerima pesanan tertentu untuk meningkatkan produksi, walaupun pabrik lain dalam
perusahaan yang sama mungkin lebih cocok untuk menangani pesanan tersebut.
§ Untuk meningkatkan produksi,
manajer dapat menangguhkan pemeliharaan di luar periode akuntansi berjalan.
Proposal
untuk Merevisi Evaluasi Kinerja
Beberapa langkah untuk
mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari kalkulasi biaya absorpsi.
§ Berfokus
pada penganggaran dan perencanaan persediaan yang cermat untuk mengurangi
kebebasan manajemen untuk menumpuk kelebihan persediaan.
§ Memasukkan
beban penyimpanan persediaan ke dalam sistem akuntansi internal.
§ Mengubah
periode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
V.
Throughput Costing
Throughput costing yang juga
disebut kalkulasi biaya super variabel
(super variable costing) karena
merupakan bentuk eksterm dari kalkulasi biaya variabel, adalah metode kalkulasi
biaya persediaan di mana hanya biaya bahan langsung yang disertakan sebagai
biaya persediaan. Semua biaya lainnya adalah biaya periode dimana biaya itu
terjadi. Secara khusus, biaya tenaga kerja manufaktur langsung variabel dan
biaya overhead manufaktur variabel dianggap sebagai biaya periode dan dikurangi
sebagai beban periode itu. Pendukung throughput
costing mengatakan bahwa sistem ini memberikan lebih sedikit insentif untuk memproduksi guna menumpuk
persediaan ketimbang kalkulasi biaya variabel atau, terutama, kalkulasi biaya
absorpsi.
Perbandingan
Metode Kalkulasi Biaya Persediaan Alternatif
Kalkulasi
biaya variabel (termasuk throughput-costing)
dan kalkulasi biaya absorpsi dapat dikombinasikan dengan kalkulasi biaya
aktual, normal, atau standar.
Kalkulasi Biaya Variabel
|
Kalkulasi Biaya Absorpsi
|
Kalkulasi
biaya aktual
|
Kalkulasi
biaya aktual
|
Kalkulasi
biaya normal
|
Kalkulasi
biaya normal
|
Kalkulasi
biaya standar
|
Kalkulasi
biaya standar
|
Kalkulasi
biaya variabel telah menjadi hal yang kontroversional di antara para akuntan bukan karena
perselisihan tentang kebutuhan untuk menunjukkan batas antara biaya variabel
dan biaya tetap bagi perencanaan dan pengendalian internal, tetapi karena hal itu
berkaitan dengan pelaporan eksternal.
BAGIAN DUA: KONSEP KAPASITAS TINGKAT DENOMINATOR DAN
ANALISIS KAPASITAS BIAYA TETAP
Menentukan
tingkat kapasitas yang “tepat” adalah salah satu keputusan paling strategis dan
sulit yang dihadapi para manajer. Memiliki terlalu banyak kapasitas untuk
berproduksi dibandingkan kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
berarti mengeluarkan sejumlah biaya untuk kapasitas yang tidak digunakan.
Sebaliknya, memiliki kapasitas yang terlalu sedikit untuk berproduksi berarti
bahwa permintaan dari beberapa pelanggan mungkin tidak akan terpenuhi.
VI.
Konsep Kapasitas Tingkat Denominator Alternatif
untuk Kalkulasi Biaya Absorpsi
Pemilihan tingkat kapasitas yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tetap yang dianggarkan ke produk dapat sangat
mempengaruhi laba operasi yang dilaporkan menurut sistem kalkulasi biaya normal
atau sistem kalkulasi biaya standar dan informasi mengenai biaya produk yang
tersedia bagi para manajer.
Kapasitas Teoretis dan
Kapasitas Praktis
Dalam
bisnis dan akuntansi, kapasitas
biasanya berarti “kendala”, yaitu suatu “batas atas”. Kapasitas teoretis adalah tingkat kapasitas yang didasarkan pada
memproduksi dengan efisiensi penuh sepanjang waktu. Kapasitas praktis adalah tingkat kapasitas yang mengurangi
kapasitas teoretis dengan mempertimbangkan interupsi operasi yang tidak dapat
dihindari, seperti waktu pemeliharaan yang telah terjadwal, penghentian karena
libur, dan lainnya. Faktor teknik dan sumber daya manusia adalah faktor yang
penting saat mengistimasi kapasitas teoretis atau praktis.
Utilisasi
Kapasitas Normal dan Utilisasi Kapasitas Anggaran-Induk
Utilisasi kapasitas normal
(normal capacity utilization) adalah
tingkat penggunaan kapasitas yang memenuhi rata-rata permintaan pelanggan
selama suatu periode (katakanlah 2 hingga 3 tahun) yang meliputi faktor
musiman, siklis, dan tren. Utilisasi kapasitas
anggaran induk (master budget
capacity utilization) adalah tingkat penggunaan kapasitas yang diharapkan
oleh manajer selama periode anggaran berjalan, biasanya satu tahun.
Pengaruh
terhadap Tarif Biaya Manufaktur Tetap yang Dianggarkan
Karena konsep kapasitas tingkat
denominator yang berbeda menghasilkan biaya manufaktur tetap yang dianggarkan
yang juga berbeda kita harus memakai konsep tingkat kapasitas yang sama untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen, pelaporan eksternal kepada pemegang
saham, dan tujuan pajak penghasilan.
VII.
Pemilihan Tingkat Kapasitas
Masalah
dan pengaruh pemilihan tingkat denominator yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda, yang meliputi: (a) kalkulasi biaya produk (product costing) dan manajemen kapasitas, (b) penetapan harga, (c)
evaluasi kinerja, (d) pelaporan eksternal, dan (e) persyaratan undang-undang.
Kalkulasi Biaya Produk dan Manajemen Kapasitas
Data
dari kalkulasi biaya normal atau kalkulasi biaya standar sering kali digunakan
dalam penetapan harga atau keputusan bauran produk. Banyak perusahaan yang menyukai kapasitas praktis
sebagai denominator untuk menghitung biaya manufaktur tetap yang dianggarkan
per unit. Dengan menggunakan kapasitas praktis sebagai tingkat denominator
biaya kapasitas ditetapkan pada biaya penyediaan kapasitas, dengan mengabaikan
permintaan atas kapasitas.
VIII.
Keputusan
Penetapan Harga dan Spiral Permintaan yang Menurun
Spiral permintaan menurun
bagi sebuah perusahaan adalah pengurangan yang terus terjadi atas permintaan
akan produknya apabila harga produk pesaing tidak disamai dan saat permintaan
menurun biaya per unit terus meningkat sehingga meningkatkan keengganan untuk
menyamai harga pesaing.
Evaluasi Kinerja
Bagaimana pilihan antara utilisasi kapasitas normal,
utilisasi kapasitas anggaran induk, dan kapasitas mempengaruhi bagaimana
seorang manajer pemasaran dievaluasi. Penggunaan
utilisasi kapasitas normal sebagai referensi untuk menilai kinerja seorang
manajer pemasaran pada saat ini adalah contoh dari penyalahgunaan ukuran jangka
panjang untuk tujuan jangka pendek. Utilitas kapsitas induk, dan bukan
utilisasi kapasitas normal atau kapasitas praktis, adalah apa yang harus
digunakan untuk mengevaluasi kinerja seseorang manajer pemasaran pada tahun
berjalan. Hal ini disebabkan karena anggaran induk adalah alat perencanaan dan
pengendalian jangka pendek yang utama.
IX.
Pelaporan
Eksternal
Tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani varians
volume produksi:
1.
Pendekatan
tarif alokasi yang disesuaikan
2.
Pendekatan
prorasi
3.
Pendekatan
penghapusan varians ke harga pokok penjualan
Persyaratan Undang-undang
Undang-undang Jawatan Pajak A.S. menyatakan:
“Penggunaan metode biaya standar yang tepat meminta agar seorang pembayar pajak
harus mengalokasikan kembali bagian prorate dari adanya varians overhead bersih
negatif atau positif kepada barang dalam persediaan akhir.”
Kesulitan dalam meramalkan konsep tingkat Denominator
yang Terpilih
Kapasitas praktis mengukur pasokan kapasitas yang
tersedia. Para manajer biasanya dapat menggunakan studi-studi teknik dan
pertimbangan sumber daya manusia untuk memperoleh estimasi yang dapat
diandalkan dari tingkat denominator ini selama periode anggaran tersebut.
Namun, lebih sulit untuk mengestimasi utilitas kapasitas normal.
X.
Permasalahan
Biaya Kapasitas dan Tingkat Denominator
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan dan
pengendalian biaya kapasitas.
1. Sistem
kalkulasi biaya, seperti kalkulasi biaya normal atau kalkulasi biaya standar,
tidak mengenali ketidakpastian seperti para manajer mengenalinya.
2. Tarif
biaya pabrikasi tetap didasarkan pada sebuah numerator suatu ukuran kapasitas
atau penggunaan kapasitas.
3. Biaya
kapasitas muncul dalam bagian non-pabrikasi dari rangkaian nilai, seperti juga
dengan fungsi pabrikasi yang ditekankan.
4. Agar
sederhana dan untuk berfokus pada ide utama tentang pemulihan sebuah
denominator untuk menghitung tarif biaya manufaktur tetap yang dianggarkan.
BAB 10: MENENTUKAN PERILAKU BIAYA
I.
Masalah Umum
dalam Mengestimasi Fungsi Biaya
Fungsi biaya adalah
gambaran matematis tentang bagaimana biaya berubah mengikuti perubahan tingkat
aktivitas yang berhubungan dengan biaya tersebut.
II.
Asumsi Dasar dan
Contoh-contoh Fungsi Biaya
Manajer dapat mengestimasi fungsi biaya berdasarkan
dua asumsi:
1. Variasi
(perubahan) total biaya dijelaskan oleh variasi
(perubahan) tingkat aktivitas tunggal yang berhubungan dengan
biaya-biaya tersebut (pemicu biaya).
2. Perilaku
biaya diperkirakan dengan fungsi biaya linear dalam rentang yang relevan.
Sebuah rentang yang relevan adalah rentang aktivitas dimana terdapat hubungan
antara biaya total dan tingkat aktivitas. Untuk fungsi biaya linear yang dipresentasikan secara grafis, biaya total
versus level aktivitas tunggal yang berhubungan dengan biaya tersebut akan
berbentuk garis lurus dalam rentang yang relevan.
Tiga
Cara Umum Perilaku Biaya
Tidak
seluruh fungsi biaya bersifat linear dan dapat dijelaskan dengan sebuah aktivitas
tunggal. Koefisien kemiringan (slope coefficient) yaitu jumlah mana
total biaya berubah apabila terjadi perubahan satu unit dalam tingkat
aktivitas. Konstanta yaitu komponen
dari total biaya yang tidak berubah dengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya campuran (mixed cost) juga disebut biaya
semivariabel adalah sebuah biaya yang memiliki elemen tetap dan variabel.
Ulasan
Singkat tetang Klasifikasi Biaya
a.
Pilihan objek biaya,
sebuah item biaya tertentu bisa menjadi variabel menurut satu objek biaya dan
bisa menjadi tetap menurut objek biaya lainnya.
b.
Horizon waktu,
apakah biaya bersifat variabel atau tetap menurut aktivitas tertentu
bergantung pada horizon waktu yang dipertimbangkan dalam situasi keputusan.
c.
Rentang yang relevan,
manajer tidak boleh lupa bahwa pola perilaku biaya variabel dan tetap adalah sah
bagi fungsi biaya linear hanya dalam rentang tertentu yang relevan.
Estimasi Biaya
Manajer menggunakan estimasi biaya untuk mengukur hubungan berdasarkan data biaya masa
lalu dan tingkat aktivitas yang terkait. Para manajer ingin mengistimasi fungsi
perilaku biaya masa lalu terutama karena estimasi tersebut dapat membantu
mereka membuat prediksi atau ramalan biaya yang lebih akurat, tentang biaya
mendatang.
Kriteria Sebab dan Akibat dalam Pemilihan Pemicu Biaya
Masalah yang paling penting dalam memperkirakan fungsi
biaya adalah menentukan apakah terdapat hubungan sebab dan akibat antara
tingkat aktivitas dan biaya yang terkait dengan tingkat aktivitas tersebut. Hubungan
sebab dan akibat dapat muncul sebagai hasil dari:
·
Hubungan
fisik antara tingkat aktivitas dan biaya.
·
Pengaturan
kontraktual.
·
Pengetahuan
operasi.
III.
Metode Estimasi
Biaya
Empat
metode estimasi biaya yaitu metode teknik industri, metode konferensi, metode
analisis akun, dan metode analisi kuantitatif (yang memiliki bentuk yang
berbeda). Metode tersebut berbeda menurut seberapa mahal metode itu untuk
diimplementasikan, asumsi yang dibuat oleh metode itu, dan informasi yang
diberikan oleh metode itu tentang akurasi fungsi biaya yang diestimasi.
Metode
Teknik Industri
Metode teknik industri (industrial engineering method) disebut
juga metode pengukuran kerja, mengestimasi fungsi biaya dengan menganalisis
hubungan antara input dan output dalam konteks fisik.
Metode
Konferensi
Metode konferensi (conference method) mengestimasi fungsi
biaya berdasarkan analisis dan opini tentang biaya serta pemicunya yang
dikumpulkan dari berbagai departemen dalam sebuah perusahaan (pembelian, teknik
proses, manufaktur, dll). Metode konferensi mendorong kooperasi antar
departemen.
Metode
Analisis Akun
Metode analisis akun (account analysis method) mengestimasi
fungsi biaya dengan menklasifikasikan berbagai akun biaya sebagai variabel,
tetap, atau campuran menurut tingkat aktivitas yang diidentifikasikan.
Metode
Analisis Kuantitatif
Analisis
kuantitatif menggunakan metode matematis formal untuk mencocokkan fungsi biaya
dengan pengamatan data masa lalu.
IV.
Langkah-langkah
dalam Mengestimasi Fungsi Biaya dengan Menggunakan Analisis Kuantitatif
Terdapat enam langkah dalam mengestimasi fungsi biaya
dengan menggunakan analisis kuantitatif atas hubungan biaya masa lalu.
Langkah
1: memilih variabel dependen
Langkah
2: mengidentifikasi variabel independen atau pemicu
biaya
Langkah
3: mengumpulkan data variabel dependen dan pemicu biaya
Langkah
4: memplot data
Langkah
5: mengestimasi fungsi biaya
Langkah
6: mengevaluasi pemicu biaya dari estimasi fungsi biaya
Metode
Tinggi-Rendah
Metode
paling sederhana dari analisis kuantitatif adalah metode tinggi-rendah (high-low
method). Metode ini hanya menggunakan nilai tertinggi dan terendah yang
diamati dari pemicu biaya dalam rentang yang relevan dan biaya
masing-masingnya.
Metode
Analisis Regresi
Analisis regresi (regression analysis) adalah metode
statistik yang mengukur jumlah perubahan rata-rata variabel dependen yang
terkait dengan perubahan satu atau lebih unit variabel independen. Analisis
regresi sederhana mengestimasi hubungan antara variabel dependen dan satu
variabel independen. Analisis regresi
berganda (multiple regression)
mengestimasi hubungan antara variabel dependen dan dua atau lebih variabel
independen.
V.
Mengevaluasi Pemicu Biaya pada Estimasi Fungsi Biaya
Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan
evaluasi ini:
1. Perkonomian
yang masuk akal (economic plausibility).
Kedua pemicu biaya adalah masuk akal secara ekonomis.
2.
Goodness
of fit
3. Signifikansi
variabel independen (significance of
independent variable)
Pemicu
Biaya dan Kalkulasi Biaya Berbasis Aktivitas (ABC)
Sistem
kalkulasi biaya berbasis aktivitas (ABC) berfokus pada aktivitas individual
seperti desain produk, pengaturan mesin, penanganan bahan, distribusi, dan
pelayanan pelanggan sebagai objek biaya fundamental. Untuk menerapkan sistem
ABC, para manajer harus mengidentifikasi pemicu biaya untuk setiap aktivitas.
Untuk memilih pemicu biaya dan menggunakannya untuk mengestimasi fungsi biaya,
manajer mengumpulkan data tentang biaya penanganan bahan dan jumlah dari dua
pemicu biaya yang bersaing atas sebuah periode yang cukup panjang.
VI.
Nonlinearitas
dan Fungsi Biaya
Pada
praktiknya, fungsi biaya tidak selalu linear. Fungsi biaya nonlinear
adalah fungsi biaya dimana grafik biaya total (berdasarkan tingkat
aktivitas tunggal), bukan merupakan garis lurus dalam rentang yang relevan. Fungsi biaya bertahap juga merupakan
contoh dari fungsi biaya nonlinear. Fungsi
biaya bertahap adalah fungsi biaya dimana biaya tetap akan tetap sama pada
berbagai rentang tingkat aktivitas, tetapi biaya akan meningkat sebesar jumlah
diskret yaitu, meningkat secara bertahap apabila tingkat aktivitas meningkat
dari satu rentang ke rentang berikutnya.
Kurva
Belajar dan Fungsi Biaya Nonlinear
Fungsi
biaya nonlinear juga dihasilkan dari kurva belajar. Kurva belajar adalah sebuah fungsi yang mengukur penurunan jam
tenaga kerja per unit saat unit produksi meningkat karena para pekerja telah
belajar menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka. Manajer telah meluaskan
pemikiran kurva belajar ke fungsi bisnis lainnya dalam rantai nilai. Istilah
kurva pengalaman menjelaskan penerapan kurva belajar yang lebih luas. Kurva pengalaman (experience curve) adalah fungsi yang mengukur penurunan biaya per
unit dalam beragam fungsi bisnis pada rantai nilai pemasaran, distribusi, saat
unit yang diproduksi inkremental.
VII.
Model
Pembelajaran Waktu Rata-rata Kumulatif
Dalam model pembelajaran waktu rata-rata
kumulatif (cumulative average-time
learning model), Waktu rata-rata kumulatif per unit menurun dengan
persentase konstan setiap kali kuantitas kumulatif dari unit yang diproduksi
menjadi berganda.
Model
Pembelajaran Waktu Unit Inkremental
Dalam model pembelajaran waktu unit inkremental
(incremental unit-time learning model),
waktu peningkatan yang dibutuhkan untuk memproduksi unit terakhir menurun
dengan persentase konstan setiap kali kuantitas unit kumulatif yang diproduksi
menjadi berganda. Model waktu unit inkremental memprediksikan total waktu
kumulatif yang lebih tinggi untuk memproduksi dua unit atau lebih model
rata-rata kumulatif, dengan mengasumsikan tarif belajar yang sama untuk kedua
model itu.
Menetapkan
Harga, Anggaran, dan Standar
Beberapa
studi menunjukkan bahwa factor-faktor
selain dari output produksi, seperti rotasi pekerjaan dan mengelola pekerja ke
dalam tim, juga berkontribusi pada
pembelajaran yang meningkatkan kualitas.
VIII.
Pengumpulan Data
dan Masalah Penyesuaian
Database ideal untuk memperkirakan fungsi biaya secara
kuantitatif memiliki dua karakteristik:
1. Database harus berisi sejumlah observasi pemicu biaya
(variabel independen) dan biaya yang terkait (variael dependen) yang terukur
dan dapat dipercaya. Kesalahan dalam mengukur biaya dan pemicu biaya
adalah hal yang serius. Hal itu dapat mengakibatkan perkiraan yang tidak akurat
atas pengaruh dari pemicu biaya terhadap biaya.
2. Untuk pemicu biaya, database harus mempertimbangkan
banyak nilai yang tersebar pada rentang yang luas. Dengan
hanya menggunakan beberapa bilai dari pemicu biaya yang terkelompok secara erat
dianggap sebuah segmen yang terlalu kecil dari rentang yang relevan dan
mengurangi kepercayaan atas perkiraan yang diperoleh.
Secara garis besar, ada beberapa permasalahan data
yang sering kita temui dan langkah-langkah yang diambil analisis biaya untuk
mengatasi permasalahan ini.
1. Periode
waktu untuk mengukur variabel dependen tidak benar-benar cocok dengan periode
untuk mengukur pemicu biaya.
2. Biaya
tetap dialoksikan seolah mereka adalah biaya variabel. Bahayanya adalah
menganggap biaya-biaya ini sebagai periode variabel dan ubkan sebagai tetap.
Biaya tersebut terlihat menjadi variabel karena metode alokasi yang digunakan.
Jadi, analisis harus teliti membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel
dan tidak memperlakukan biaya tetap yang dialokasikan per unit sebagai biaya
variabel.
3. Data
bisa tidak tersedia untuk semua pengamatan atau tidak semuanya dapat
diandalkan. Kehilangan pengamatan biaya sering kali muncul karena kegagalan
dalam mencatat sebuah biaya atau karena salah menggogolongkan biaya.
4. Nilai
ekstrim observasi terjadi dari kesalahan dalam mencatat biaya-biaya, dari
periode yang tidak mewakili,
5. Tidak
ada hubungan homogen antara item biaya individual dalam pool biaya variabel
dependen dan pemicu biaya.
6. Hubungan
antara pemicu biaya dan biaya tidaklah tetap. Yaitu, proses dasar yang telah
menghasilkan pengamaan tersebut tetap stabil dari waktu ke waktu.
7. Inflasi
telah mempengaruhi biaya, pemicu biaya atau keduanya.
Min, yang bab 8 nggak ada ya? TT
BalasHapusmaaf untuk file yang tersedia hanya yang saya upload saja
Hapus