Kamis, 18 Juni 2015

RESUME / RINGKASAN AKUNTANSI BIAYA BAB 17

Ini merupakan sebagian tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.

RESUME

Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
                Srikant M. Datar
                George Foster 
Bab : BAB 17: Kalkulasi Biaya Proses
Penerbit :
Size : 113,53 KB
Klik “download” untuk mengunduh file .docx via mediafire

Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan copyannya di bawah ini:


BAB 17: KALKULASI BIAYA PROSES
      

       Sistem kalkulasi biaya pekerjaan atau job-costing, memiliki tiga fungsi: (1) menentukan biaya produk atau jasa, yang berguna dalam keputusan perencanaan seperti penetapan harga dan bauran produk; (2) menilai persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan eksternal; dan (3) mengelola biaya serta mengevaluasi kinerja.

I.             Mengilustrasikan Kalkulasi Biaya Proses
       Sistem kalkulasi biaya pekerjaan dan kalkulasi biaya proses harus dipandang sebagai suatu kesatuan:


       Dalam sistem kalkulasi biaya proses, biaya per unit produk atau jasa diperoleh dengan membebankan total biaya ke banyak unit yang identik atau serupa. Perbedaan utama antara kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya pekerjaan (job costing) terletak pada perluasan rata-rata yang digunakan untuk menghitung biaya per unit produk atau jasa. Dalam sistem job costing, setiap pekerjaan menggunakan kuantitas sumber daya produksi yang berbeda, sehingga tidak tepat membebankan setiap pekerjaan dengan rata-rata biaya produksi yang sama. Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau serupa dibuat secara massal, tidak diproses sebagai pekerjaan individual, kalkulasi biaya proses akan digunakan untuk menghitung rata-rata biaya produksi semua unit yang diproduksi. Sistem kalkulasi biaya proses memisahkan biaya ke dalam kategori biaya menurut kapan biaya itu dimasukkan ke dalam proses.

Kasus 1: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal dan Akhir Barang dalam Proses
       Pada tanggal 1 Januari 2007, tidak ada persediaan awal unit DG-19 di Departemen Perakitan. Selama bulan Januari, Global Defense telah memulai, menyelesaikan perakitan, dan memindahkan ke Departemen Pengujian sebanyak 400 unit.

       Kasus 1 menunjukkan bahwa sistem kalkulasi biaya proses, rata-rata biaya per unit dihitung dengan membagi total biaya selama suatu periode akuntansi dengan total unit yang diproduksi selama periode tersebut. Kasus 1 dapat diberlakukan apabila perusahaan membuat produk atau memberikan jasa yang homogen tetapi tidak memiliki unit yang belum selesai ketika setiap periode akuntansi berakhir, yang merupakan situasi umum pada organisasi sektor jasa.

II.     Kasus 2: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal Barang dalam Proses tetapi Memiliki Beberapa Persediaan Akhir Barang dalam Proses
       Keakuratan estimasi penyelesaian biaya konversi tergantung pada ketelitian, keterampilan, dan pengalaman para estimator serta sifat proses konversi. Hal yang harus dipahami di sini adalah bahwa unit yang baru dirakit sebagian tidak sama dengan unit yang telah dirakit sebelumnya. Ketika menangani beberapa unit yang telah dirakit sepenuhnya dan beberapa unit yang baru dirakit sebagian, kita dapat menghitung dalam lima langkah:
Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang dalam
                     proses akhir.

III.      Unit Fisik dan Unit Ekuivalen (Langkah 1 dan 2)
       Unit fisik adalah jumlah unit output, yang telah selesai maupun yang belum selesai. Unit ekuivalen adalah jumlah yang berasal dari unit output yang (1) menghabiskan kuantitas setiap input (faktor produksi) berupa unit yang telah selesai dan unit yang belum selesai dari barang dalam proses, dan (2) mengkonversi kuantitas input menjadi jumlah unit output jadi yang dapat dibuat dengan kuantitas input tersebut. Konsep unit ekuivalen juga ditemukan dalam lingkungan nonmanufaktur. Ketika menghitung unit ekuivalen pada langkah 2, berfokuslah pada kuantitas. Abaikan nilai uangnya hingga unit ekuivalen selesai dihitung.

Kalkulasi Biaya Produk (Langkah 3, 4, dan 5)
       Langkah 3 menghitung secara terpisah biaya per unit ekuivalen untuk bahan langsung dan biaya konversi dengan membagi biaya bahan langsung dan konversi yang ditambahkan dengan kuantitas unit ekuivalen terkait dari pekerjaan yang dilakukan. Langkah 4 mengikhtisarkan total biaya yang akan diperhitungkan. Langkah 5 membebankan biaya-biaya tersebut ke unit yang telah selesai dan dipindahkan serta ke unit yang masih dalam proses pada akhir bulan. Tujuannya adalah untuk melampirkan nilai uang ke unit output ekuivalen bagi bahan langsung dan biaya konversi dari (a) unit yang telah selesai dan (b) barang dalam proses akhir. Unit output ekuivalen untuk setiap input dikalikan dengan biaya per unit ekuivalen.

IV.      Ayat Jurnal
       Dalam kaitannya dengan bahan langsung dan biaya konversi, ayat jurnal pada sistem kalkulasi biaya proses sama dengan ayat jurnal yang dibuat pada sistem kalkulasi biaya pekerjaan. Perbedaan utamanya adalah bahwa, dalam kalkulasi biaya proses, ada satu akun Barang dalam Proses untuk setiap proses.

Kasus 3: Kalkulasi Biaya Proses dengan Beberapa Persediaan Awal dan Akhir Barang dalam Proses
       Lima langkah yang telah dijabarkan sebelumnya untuk menghitung (1) biaya unit yang telah selesai dan dipindahkan serta (2) biaya barang dalam proses akhir. Akan tetapi, untuk membebankan biaya ke setiap kategori tersebut kita harus memilih metode penilaian persediaan. Pertama kita akan menguraikan pendekatan lima langkah untuk metode rata-rata tertimbang, baru metode FIFO. Metode penilaian yang berbeda akan menghasilkan jumlah biaya unit yang telah selesai dan barang dalam proses akhir yang juga berbeda karena biaya per unit input cenderung berubah dari satu periode ke periode selanjutnya.

V.          Metode Rata-rata Tertimbang
      Metode kalkulasi biaya proses rata-rata tertimbang (weighted average process costing method) menghitung biaya per unit ekuivalen dari semua pekerjaan yang telah dilakukan hingga tanggal tersebut (tanpa mengindahkan periode akuntansi di mana pekerjaan tersebut dilakukan) dan membebankan biaya ini ke unit ekuivalen persediaan akhir barang dalam proses. Metode rata-rata tertimbang dengan menggunakan prosedur lima langkah yang telah di bahas sebelumnya:
Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang dalam
                     proses akhir.

VI. Metode FIFO
       Metode kalkulasi biaya proses first-in, first-out (FIFO) (1) membebankan biaya unit ekuivalen persediaan awal barang dalam proses selama periode akuntansi sebelumnya ke unit pertama yang telah selesai dan dipindahkan dari proses; dan (2) membebankan unit ekuivalen yang dikerjakan selama periode berjalan pertama ke persediaan awal yang telah selesai, kemudian ke unit yang baru dimulai serta diselesaikan, dan akhirnya ke unit persediaan akhir barang dalam proses. Fitur-fitur yang membebankan metode kalkulasi biaya proses FIFO adalah bahwa pekerjaan yang dilakukan sebelum periode berjalan atas persediaan awal dipisahkan dari pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.

Perbandingan Metode Rata-rata Tertimbang dan FIFO
       Persediaan akhir menurut metode rata-rata tertimbang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan akhir menurut FIFO. Perbedaan tersebut akan menjadi signifikan apabila diagregatkan dengan ribuan produk lainnya. Biaya unit yang diselesaikan dan laba operasi dapat saja jauh berbeda antara metode rata-rata tertimbang dan FIFO jika (1) bahan langsung atau biaya konversi per unit ekuivalen secara signifikan berbeda dari periode ke periode dan (2) tingkat persediaan fisik barang dalam proses sangatlah besar terkait dengan total jumlah unit yang ditransfer keluar dari proses tersebut.

VII.   Metode Kalkulasi Biaya Standar dalam Kalkulasi Biaya Proses
      Perusahaan yang menggunakan sistem kalkulasi biaya proses akan membuat secara massal unit output yang identik atau serupa. Bagi perusahaan semacam itu, tidaklah sulit menerapkan standar kuantitas input yang diperlukan untuk membuat output. Biaya standar per unit input kemudian dapat dikalikan dengan standar kuantitas input untuk mengembangkan biaya standar per unit output. Menurut metode kalkulasi biaya standar, tim rekayasa desain dan proses, personil operasi, dan akuntan manajemen bekerja sama untuk menentukan biaya standar per unit ekuivalen yang terpisah berdasarkan spesifikasi pemrosesan teknis yang berbeda bagi setiap produk. Pengidentifikasian biaya standar setiap produk dapat menutupi kelemahan kalkulasi biaya semua produk pada satu jumlah rata-rata, seperti menurut kalkulasi biaya aktual.

Perhitungan Menurut Kalkulasi Biaya Standar
       Langkah 1 dan 2, langkah-langkah tersebut identik dengan langkah-langkah  yang dijabarkan untuk metode FIFO. Seperti pada metode FIFO, metode kalkulasi biaya standar juga mengasumsikan bahwa unit ekuivalen paling awal dari persediaan awal barang dalam proses akan diselesaikan terlebih dahulu. Dalam langkah 3, biaya per unit ekuivalen merupakan biaya standar: biaya langsung dan biaya konversi. Karena itu, biaya per unit ekuivalen tidak boleh dihitung dengan cara seperti pada metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Langkah 4 (yaitu, total debit Barang dalam Proses – Perakitan) berbeda dengan total debet Barang dalam Proses – Perakitan menurut metode rata-rata tertimbang berdasarkan biaya aktual dan FIFO. Langkah 5, membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ditransfer keluar serta ke unit persediaan akhir barang dalam proses, seperti pada metode FIFO.

Akuntansi untuk Varians
       Berikut ini adalah ayat jurnal untuk mengisolasi total varians:


       Varians menurut kalkulasi biaya standar akan naik. Hal ini disebabkan karena biaya standar yang dibebankan ke produk berdasarkan pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan tidak sama dengan biaya aktual yang terjadi selama periode berjalan.

VIII.    Biaya Transfer Masuk (Transferred-In) pada Kalkulasi Biaya Proses
      Biaya transfer masuk (transferred-in cost) (yang juga disebut biaya departemen sebelumnya) adalah biaya yang terjadi di departemen sebelumnya yang terus dicatat sebagai biaya produk ketika produk tersebut berpindah ke proses selanjutnya dalam suatu siklus produksi. Biaya transferred-in diperlakukan seolah-olah biaya ini merupakan jenis terpisah dari bahan langsung yang ditambahkan pada awal proses. Apabila melibatkan departemen yang berurutan, unit yang ditransfer dari satu departemen semuanya atau sebagian akan menjadi bahan langsung dari departemen selanjutnya; namun, biaya-biaya tersebut disebut sebagai biaya transferred-in, bukan biaya bahan langsung.

Biaya Transferred-In dan Metode Rata-rata Tertimbang
       Semua unit, baik yan sudah selesai dan ditransfer keluar selama periode berjalan atau yang ada pada persediaan akhir barang dalam proses, mengandung biaya transferred-in dari proses sebelumnya. Namun biaya bahan langsung memiliki tingkat penyelesaian nol baik atas persediaan awal dan akhir barang dalam proses karena, di Departemen pengujian, bahan langsung diperkenalkan pada akhir proses. Barang dalam proses awal dan pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan akan digabungkan demi tujuan peritungan biaya per unit ekuivalen bagi biaya transferred-in, biaya bahan langsung, dan biaya konversi.

Biaya Transferred-In dan Metode FIFO
       Untuk menguji metode kalkulasi biaya proses FIFO dengan biaya transferred-in, kita sekali lagi menggunakan prosedur lima langkah. Selain mempertimbangkan biaya transferred-in, perhitungan unit ekuivalen juga sama seperti menurut metode FIFO untuk Departemen Perakitan. Ingat bahwa dalam serangkaian transfer antardepartemen, setiap departemen dianggap terpisah dan berbeda untuk tujuan akuntansi. Semua biaya yang ditransfer masuk selama periode akuntansi tertentu dicatat pada biaya per unit yang sama, seperti telah diuraikan ketika membahas FIFO yang dimodifikasi, entah departemen sebelumnya menggunakan metode rata-rata tertimbang atau FIFO.

Poin-poin yang Harus Diingat tentang Biaya Transferred-In
Beberapa poin yang harus diingat ketika memperhitungkan biaya transferred-in adalah:
1.      Pastikan untuk melibatkan biaya transferred-in dari departemen sebelumnya ke dalam kalkulasi Anda.
2.      Ketika menghitung biaya yang akan ditransfer atas dasar FIFO, jangan lewatkan biaya yang dibebankan pada periode sebelumnya ke unit-unit yang diproses pada awal periode berjalan tetapi sekarang dimasukkan dalam unit yang ditransfer.
3.      Biaya per unit mungkin berfluktuasi antarperiode.
4.      Unit-unit mungkin diukur dengan denominasi yang berbeda di departemen yang juga berbeda.

Sistem Kalkulasi Biaya Hybrid
       Sistem kalkulasi biaya hibrid (hybrid-costing system) memadukan karakteristik baik sistem kalkulasi biaya pekerjaan maupun kalkulasi biaya proses. Sistem Kalkulasi biaya produk sering kali harus dirancang agar sesuai dengan karakteristik khusus dari sistem produksi yang berbeda. Kebanyakan sistem produksi bersifat campuran atau hibrid: Sistem ini memiliki beberapa fitur manufaktur berdasarkan pesanan dan fitur manufaktur produksi massal lainnya.

 

2 komentar:

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.