RESUME
Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
Srikant M. Datar
George Foster
Srikant M. Datar
George Foster
Bab : BAB 17: Kalkulasi
Biaya Proses
Penerbit :
Size : 113,53 KB
Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya
sediakan copyannya di bawah ini:
BAB 17: KALKULASI BIAYA PROSES
Sistem kalkulasi biaya pekerjaan atau job-costing, memiliki tiga fungsi: (1)
menentukan biaya produk atau jasa, yang berguna dalam keputusan perencanaan
seperti penetapan harga dan bauran produk; (2) menilai persediaan dan harga
pokok penjualan untuk pelaporan eksternal; dan (3) mengelola biaya serta
mengevaluasi kinerja.
I.
Mengilustrasikan
Kalkulasi Biaya Proses
Sistem kalkulasi biaya pekerjaan dan
kalkulasi biaya proses harus dipandang sebagai suatu kesatuan:
Dalam sistem
kalkulasi biaya proses, biaya per unit produk atau jasa diperoleh dengan
membebankan total biaya ke banyak unit yang identik atau serupa. Perbedaan
utama antara kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya pekerjaan (job costing) terletak pada perluasan rata-rata yang digunakan untuk
menghitung biaya per unit produk atau jasa. Dalam sistem job costing, setiap
pekerjaan menggunakan kuantitas sumber daya produksi yang berbeda, sehingga
tidak tepat membebankan setiap pekerjaan dengan rata-rata biaya produksi yang
sama. Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau serupa dibuat
secara massal, tidak diproses sebagai pekerjaan individual, kalkulasi biaya
proses akan digunakan untuk menghitung rata-rata biaya produksi semua unit yang
diproduksi. Sistem kalkulasi biaya proses memisahkan biaya ke dalam kategori
biaya menurut kapan biaya itu dimasukkan
ke dalam proses.
Kasus 1: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan
Awal dan Akhir Barang dalam Proses
Pada tanggal 1 Januari 2007, tidak ada
persediaan awal unit DG-19 di Departemen Perakitan. Selama bulan Januari,
Global Defense telah memulai, menyelesaikan perakitan, dan memindahkan ke
Departemen Pengujian sebanyak 400 unit.
Kasus 1 menunjukkan bahwa sistem
kalkulasi biaya proses, rata-rata biaya per unit dihitung dengan membagi total
biaya selama suatu periode akuntansi dengan total unit yang diproduksi selama
periode tersebut. Kasus 1 dapat diberlakukan apabila perusahaan membuat produk
atau memberikan jasa yang homogen tetapi tidak memiliki unit yang belum selesai
ketika setiap periode akuntansi berakhir, yang merupakan situasi umum pada
organisasi sektor jasa.
II.
Kasus
2: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal Barang dalam Proses tetapi
Memiliki Beberapa Persediaan Akhir Barang dalam Proses
Keakuratan
estimasi penyelesaian biaya konversi tergantung pada ketelitian, keterampilan,
dan pengalaman para estimator serta sifat proses konversi. Hal yang harus dipahami di sini adalah bahwa unit yang baru dirakit
sebagian tidak sama dengan unit yang telah dirakit sebelumnya. Ketika
menangani beberapa unit yang telah dirakit sepenuhnya dan beberapa unit yang
baru dirakit sebagian, kita dapat menghitung dalam lima langkah:
Langkah 1:
Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung
output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung
biaya unit ekuivalen.
Langkah 4:
Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan
total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang dalam
proses akhir.
III. Unit Fisik dan Unit Ekuivalen
(Langkah 1 dan 2)
Unit fisik adalah jumlah unit output,
yang telah selesai maupun yang belum selesai. Unit ekuivalen adalah jumlah yang berasal dari unit output yang (1)
menghabiskan kuantitas setiap input (faktor produksi) berupa unit yang telah
selesai dan unit yang belum selesai dari barang dalam proses, dan (2)
mengkonversi kuantitas input menjadi jumlah unit output jadi yang dapat dibuat
dengan kuantitas input tersebut. Konsep unit ekuivalen juga ditemukan dalam
lingkungan nonmanufaktur. Ketika
menghitung unit ekuivalen pada langkah 2, berfokuslah pada kuantitas. Abaikan
nilai uangnya hingga unit ekuivalen selesai dihitung.
Kalkulasi
Biaya Produk (Langkah 3, 4, dan 5)
Langkah 3 menghitung secara terpisah
biaya per unit ekuivalen untuk bahan langsung dan biaya konversi dengan membagi
biaya bahan langsung dan konversi yang ditambahkan dengan kuantitas unit
ekuivalen terkait dari pekerjaan yang dilakukan. Langkah 4 mengikhtisarkan total biaya yang akan diperhitungkan. Langkah 5 membebankan biaya-biaya
tersebut ke unit yang telah selesai dan dipindahkan serta ke unit yang masih
dalam proses pada akhir bulan. Tujuannya adalah untuk melampirkan nilai uang ke
unit output ekuivalen bagi bahan langsung dan biaya konversi dari (a) unit yang
telah selesai dan (b) barang dalam proses akhir. Unit output ekuivalen untuk setiap input dikalikan dengan biaya per
unit ekuivalen.
IV. Ayat Jurnal
Dalam kaitannya dengan bahan langsung dan biaya konversi,
ayat jurnal pada sistem kalkulasi biaya proses sama dengan ayat jurnal yang
dibuat pada sistem kalkulasi biaya pekerjaan. Perbedaan utamanya adalah bahwa,
dalam kalkulasi biaya proses, ada satu akun Barang dalam Proses untuk setiap
proses.
Kasus 3:
Kalkulasi Biaya Proses dengan Beberapa Persediaan Awal dan Akhir Barang dalam
Proses
Lima langkah yang telah dijabarkan sebelumnya untuk
menghitung (1) biaya unit yang telah selesai dan dipindahkan serta (2) biaya
barang dalam proses akhir. Akan tetapi, untuk membebankan biaya ke setiap
kategori tersebut kita harus memilih metode penilaian persediaan. Pertama kita
akan menguraikan pendekatan lima langkah untuk metode rata-rata tertimbang,
baru metode FIFO. Metode penilaian yang berbeda akan menghasilkan jumlah biaya
unit yang telah selesai dan barang dalam proses akhir yang juga berbeda karena
biaya per unit input cenderung berubah dari satu periode ke periode
selanjutnya.
V.
Metode Rata-rata Tertimbang
Metode kalkulasi biaya proses rata-rata tertimbang (weighted
average process costing method) menghitung biaya per unit ekuivalen dari
semua pekerjaan yang telah dilakukan hingga tanggal tersebut (tanpa
mengindahkan periode akuntansi di mana pekerjaan tersebut dilakukan) dan
membebankan biaya ini ke unit ekuivalen persediaan akhir barang dalam proses.
Metode rata-rata tertimbang dengan menggunakan prosedur lima langkah yang telah
di bahas sebelumnya:
Langkah 1:
Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung
output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung
biaya unit ekuivalen.
Langkah 4:
Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan
total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang dalam
proses akhir.
VI. Metode FIFO
Metode kalkulasi biaya proses first-in, first-out (FIFO) (1) membebankan biaya unit
ekuivalen persediaan awal barang dalam proses selama periode akuntansi
sebelumnya ke unit pertama yang telah selesai dan dipindahkan dari proses; dan
(2) membebankan unit ekuivalen yang dikerjakan selama periode berjalan pertama ke persediaan awal yang
telah selesai, kemudian ke unit yang baru dimulai serta diselesaikan, dan
akhirnya ke unit persediaan akhir barang dalam proses. Fitur-fitur yang membebankan metode kalkulasi biaya proses FIFO adalah
bahwa pekerjaan yang dilakukan sebelum periode berjalan atas persediaan awal
dipisahkan dari pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.
Perbandingan
Metode Rata-rata Tertimbang dan FIFO
Persediaan
akhir menurut metode rata-rata tertimbang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
persediaan akhir menurut FIFO. Perbedaan tersebut akan menjadi signifikan
apabila diagregatkan dengan ribuan produk lainnya. Biaya unit yang diselesaikan
dan laba operasi dapat saja jauh berbeda antara metode rata-rata tertimbang dan
FIFO jika (1) bahan langsung atau biaya konversi per unit ekuivalen secara
signifikan berbeda dari periode ke periode dan (2) tingkat persediaan fisik
barang dalam proses sangatlah besar terkait dengan total jumlah unit yang
ditransfer keluar dari proses tersebut.
VII. Metode Kalkulasi Biaya Standar dalam Kalkulasi Biaya Proses
Perusahaan yang menggunakan sistem kalkulasi biaya proses
akan membuat secara massal unit output yang identik atau serupa. Bagi
perusahaan semacam itu, tidaklah sulit menerapkan standar kuantitas input yang
diperlukan untuk membuat output. Biaya standar per unit input kemudian dapat
dikalikan dengan standar kuantitas input untuk mengembangkan biaya standar per
unit output. Menurut metode kalkulasi biaya standar, tim rekayasa desain dan
proses, personil operasi, dan akuntan manajemen bekerja sama untuk menentukan
biaya standar per unit ekuivalen yang terpisah berdasarkan spesifikasi
pemrosesan teknis yang berbeda bagi setiap produk. Pengidentifikasian biaya
standar setiap produk dapat menutupi kelemahan kalkulasi biaya semua produk
pada satu jumlah rata-rata, seperti menurut kalkulasi biaya aktual.
Perhitungan
Menurut Kalkulasi Biaya Standar
Langkah 1 dan 2, langkah-langkah tersebut identik
dengan langkah-langkah yang dijabarkan
untuk metode FIFO. Seperti pada metode FIFO, metode kalkulasi biaya standar
juga mengasumsikan bahwa unit ekuivalen paling awal dari persediaan awal barang
dalam proses akan diselesaikan terlebih dahulu. Dalam langkah 3, biaya per unit ekuivalen merupakan biaya standar: biaya
langsung dan biaya konversi. Karena itu, biaya per unit ekuivalen tidak boleh
dihitung dengan cara seperti pada metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Langkah 4 (yaitu, total debit Barang
dalam Proses – Perakitan) berbeda dengan total debet Barang dalam Proses –
Perakitan menurut metode rata-rata tertimbang berdasarkan biaya aktual dan
FIFO. Langkah 5, membebankan total
biaya ke unit yang telah selesai dan ditransfer keluar serta ke unit persediaan
akhir barang dalam proses, seperti pada metode FIFO.
Akuntansi untuk
Varians
Berikut ini adalah ayat jurnal untuk mengisolasi total
varians:
Varians
menurut kalkulasi biaya standar akan naik. Hal ini disebabkan karena biaya
standar yang dibebankan ke produk berdasarkan pekerjaan yang dilakukan selama
periode berjalan tidak sama dengan biaya aktual yang terjadi selama periode
berjalan.
VIII.
Biaya Transfer Masuk (Transferred-In)
pada Kalkulasi Biaya Proses
Biaya
transfer masuk (transferred-in cost) (yang
juga disebut biaya departemen sebelumnya)
adalah biaya yang terjadi di departemen sebelumnya yang terus dicatat sebagai
biaya produk ketika produk tersebut berpindah ke proses selanjutnya dalam suatu
siklus produksi. Biaya transferred-in
diperlakukan seolah-olah biaya ini merupakan jenis terpisah dari bahan langsung
yang ditambahkan pada awal proses. Apabila melibatkan departemen yang
berurutan, unit yang ditransfer dari satu departemen semuanya atau sebagian
akan menjadi bahan langsung dari departemen selanjutnya; namun, biaya-biaya
tersebut disebut sebagai biaya transferred-in,
bukan biaya bahan langsung.
Biaya
Transferred-In dan Metode Rata-rata Tertimbang
Semua unit, baik yan sudah selesai dan ditransfer keluar
selama periode berjalan atau yang ada pada persediaan akhir barang dalam
proses, mengandung biaya transferred-in
dari proses sebelumnya. Namun biaya bahan langsung memiliki tingkat
penyelesaian nol baik atas persediaan awal dan akhir barang dalam proses
karena, di Departemen pengujian, bahan langsung diperkenalkan pada akhir
proses. Barang dalam proses awal dan pekerjaan yang dilakukan selama periode
berjalan akan digabungkan demi tujuan peritungan biaya per unit ekuivalen bagi
biaya transferred-in, biaya bahan langsung, dan biaya konversi.
Biaya
Transferred-In dan Metode FIFO
Untuk menguji metode kalkulasi biaya proses FIFO dengan
biaya transferred-in, kita sekali
lagi menggunakan prosedur lima langkah. Selain mempertimbangkan biaya transferred-in, perhitungan unit
ekuivalen juga sama seperti menurut metode FIFO untuk Departemen Perakitan.
Ingat bahwa dalam serangkaian transfer antardepartemen, setiap departemen
dianggap terpisah dan berbeda untuk tujuan akuntansi. Semua biaya yang
ditransfer masuk selama periode akuntansi tertentu dicatat pada biaya per unit
yang sama, seperti telah diuraikan ketika membahas FIFO yang dimodifikasi,
entah departemen sebelumnya menggunakan metode rata-rata tertimbang atau FIFO.
Poin-poin
yang Harus Diingat tentang Biaya Transferred-In
Beberapa poin yang harus diingat ketika memperhitungkan
biaya transferred-in adalah:
1.
Pastikan untuk melibatkan biaya transferred-in dari departemen sebelumnya ke dalam kalkulasi Anda.
2.
Ketika menghitung biaya yang akan ditransfer atas dasar FIFO,
jangan lewatkan biaya yang dibebankan pada periode sebelumnya ke unit-unit yang
diproses pada awal periode berjalan tetapi sekarang dimasukkan dalam unit yang
ditransfer.
3.
Biaya per unit mungkin berfluktuasi antarperiode.
4.
Unit-unit mungkin diukur dengan denominasi yang berbeda di
departemen yang juga berbeda.
Sistem
Kalkulasi Biaya Hybrid
Sistem kalkulasi biaya hibrid (hybrid-costing
system) memadukan karakteristik baik sistem kalkulasi biaya pekerjaan
maupun kalkulasi biaya proses. Sistem Kalkulasi biaya produk sering kali harus
dirancang agar sesuai dengan karakteristik khusus dari sistem produksi yang
berbeda. Kebanyakan sistem produksi bersifat campuran atau hibrid: Sistem ini
memiliki beberapa fitur manufaktur berdasarkan pesanan dan fitur manufaktur
produksi massal lainnya.
Terimaksih sangat membantu😊
BalasHapusTerimaksih sangat membantu😊
BalasHapus