Jumat, 03 Juli 2015

RESUME / RINGKASAN AKUNTANSI BIAYA BAB 20

Ini merupakan sebagian tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.

RESUME

Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
                Srikant M. Datar
                George Foster 
Bab : BAB 20: Manajemen Persediaan, Just-In-Time, dan Kalkulasi Biaya Backflush
Penerbit :
Size : 77,62 KB
Klik “download” untuk mengunduh file .docx via mediafire

Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya sediakan copyannya di bawah ini:


BAB 20: MANAJEMEN PERSEDIAAN, JUST-IN-TIME, DAN KALKULASI BIAYA BACKFLUSH

I.        Manajemen Persediaan dalam Organisasi Ritel
       Manajemen persediaan (inventory management) mencakup aktivitas perencanaan, pengoordinasian, dan pengendalian yang berhubungan dengan arus persediaan ke dalam, melalui, dan keluar dari suatu organisasi.

Biaya yang Berhubungan dengan Barang yang akan Dijual
       Mengelola persediaan untuk meningkatkan laba bersih menyebabkan perusahaan harus mengelola biaya yang berada dalam lima ketegori berikut secara efektif:
1.      Biaya pembelian (purchasing costs) harga pokok barang yang diperoleh dari pemasok, termasuk ongkos angkut.
2.      Biaya pemesanan (ordering cost) biaya mempersiapkan dan menerbitkan pesanan pembelian, menerima, dan memeriksa item yang dimasukkan dalam pesanan, dan mencocokkan faktur yang diterima, pesanan pembelian, serta catatan pengiriman untuk melakukan pembayaran.
3.      Biaya penyimpanan (carrying cost) biaya yang terjadi ketika menyimpan persediaan barang yang akan dijual.
4.      Biaya kehabisan persediaan (stockout costs) biaya yang terjadi ketika perusahaan kehabisan item tertentu yang diminta oleh pelanggan dan perusahaan harus bertindak cepat untuk memenuhi permintaan tersebut atau mengalami kerugian karena tidak memenuhinya.
5.      Biaya kualitas (quality cost) biaya yang terjadi apabila fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

II.     Model Keputusan Economic-Order-Quantity (EOQ)
       Kuantitas pesanan yang ekonomis (economic-order-quantity EOQ) adalah model keputusan yang menurut serangkaian asumsi tertentu, menghitung kuantitas optimal persediaan yang akan dipesan. Versi model EOQ yang paling sederhana mengasumsikan hanya ada biaya pemesanan serta penyimpanan, dan model tersebut juga mengasumsikan:
§  Kuantitas yang sama dipesan pada setiap titik pemesanan kembali.
§  Permintaan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan sudah diketahui dengan pasti.
§  Biaya pembelian per unit tidak terpengaruh oleh kuantitas yang dipesan.
§  Tidak terjadi kehabisan persediaan.
§  Dalam memutuskan ukuran pesanan pembelian, manajer mempertimbangkan biaya kualitas hanya sejauh biaya tersebut mempengaruhi biaya pemesanan atau penyimpanan.


                           Total biaya yang relevan = Biaya pemesanan yang relevan + Biaya penyimpanan yang relevan                          
Rumus untuk model EOQ adalah:

D = Permintaan dalam unit selama satu periode tertentu
P = Biaya pemesanan yang relevan per pesanan pembelian
C = Biaya penyimpanan yang relevan atas satu unit yang disimpan selama periode waktu yang digunakan.
Total biaya yang relevan (relevant total costs – RTC) tahunan untuk setiap kuantitas pesanan, dapat dihitung sebagai berikut:
RTC = Biaya pemesanan yang relevan tahunan + Biaya penyimpanan yang relevan tahunan

Kapan Melakukan Pesanan, dengan Asumsi Sudah Pasti
       Titik pemesanan kembali (reorder point) adalah tingkat kuantitas persediaan yang ada ditangan yang memicu pesanan pembelian baru. Titik pemesanan kembali paling mudah dihitung jika baik permintaan maupun waktu tenggang pesanan pembelian sudah diketahui dengan pasti.

Persediaan Pengaman
       Persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan yang disimpan sepanjang waktu tanpa memandang kuantitas persediaan yang dipesan dengan menggunakan model EOQ. Persediaan pengaman digunakan sebagai penyangga terhadap kenaikan permintaan yang tidak diharapkan, ketidakpastian mengenai waktu tenggang, dan ketidaktersediaan persediaan dari pemasok.

Mengestimasikan Biaya yang Relevan yang Berhubungan dengan Persediaan dan Pengaruhnya

Pertimbangan untuk Memperoleh Estimasi Biaya yang Relevan
       Biaya penyimpanan persediaan yang relevan terdiri dari biaya inkremental yang relevan ditambah biaya oportunitas modal yang relevan. Dalam kasus kehabisan persediaan, perhitungan biaya oportunitas yang relevan memerlukan estimasi marjin kontribusi yang hilang atas hilangnya penjualan di masa depan karena pelanggan enggan membeli lagi akibat kehabisan persediaan. Biaya pemesanan yang relevan hanya merupakan biaya pemesanan yang berubah sejalan dengan jumlah pesanan yang dilakukan.

Biaya Kesalahan Prediksi
       Kita dapat menghitung biaya kesalahan “prediksi” ini dengan menggunakan pendekatan tiga langkah:
Langkah 1: Menghitung hasil moneter dari tindakan terbaik yang dapat ditempuh.
                     Berdasarkan jumlah aktual dari input biaya (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 2: Menghitung hasil moneter dari tindakan terbaik berdasarkan jumlah yang salah
                     dari input biaya yang diprediksi (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 3: Menghitung perbedaan antara hasil moneter dari langkah 1 dan langkah 2.

III. Konflik antara Model Keputusan EOQ dan Evaluasi Kinerja Manajer
       Sebagai akibat dari pengabaian sejumlah biaya penyimpanan (biaya oportunitas), para manajer cenderung membeli ukuran lot bahan yang lebih besar ketimbang ukuran lot yang dihitung menurut model EOQ. Untuk mencapai kesesuaian antara model keputusan EOQ dan evaluasi kinerja manajer, perusahaan merancang model evaluasi kinerja yang membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk mengelola tingkat persediaan dengan biaya penyimpanan yang mencakup pengembalian atas investasi yang diperlukan.

Pembelian Just-In-Time
       Pembelian just in time (JIT) adalah pembelian bahan (atau barang) yang kedatangannya tepat ketika diperlukan dalam produksi (atau penjualan).

Pembelian JIT dan Parameter Model EOQ
       Perusahaan yang beralih ke pembelian JIT untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaannya menyatakan bahwa, di masa lalu, biaya penyimpanan sebenarnya jauh lebih besar dari yang diestimasikan karena biaya gudang, penanganan, penciutan, dan modal tidak dapat diidentifikasi sepenuhnya.

Biaya yang Relevan dalam Pembelian JIT
       Pembelian JIT tidak hanya dipandu oleh model EOQ. Model EOQ hanya dirancang untuk menekankan trade-off antara biaya penyimpanan dan pemesanan yang relevan. Akan tetapi, manajemen persediaan juga mencakup biaya pembelian, biaya kehabisan persediaan, dan biaya kualitas.

Evaluasi Pemasok dan Biaya Kuantitas yang Relevan serta Pengiriman Tepat Waktu
       Perusahaan yang mengimplementasikan pembelian JIT akan memilih pemasoknya secara cermat dan membina hubungan jangka panjang dengan pemasok. Beberapa pemasok mungkin telah siap ketimbang yang lainnya untuk mendukung pembelian JIT.

IV. Pembelian JIT, Perencanaan dan Pengendalian, serta Analisis Rantai Suplai atau Pasokan
       Tingkat persediaan yang disimpan oleh paritel dipengaruhi oleh pola permintaan para pelanggannya dan hubungan pasokan dengan distributor serta produsennya, pemasok dengan produsennya, dan seterusnya. Rantai pasokan (supply chain) menggambarkan aliran barang, jasa, dan informasi dari sumber awal bahan serta jasa ke pengiriman produk kepada pelanggan, tanpa memandang apakah aktivitas tersebut terjadi dalam organisasi yang sama atau terjadi dalam organisasi lainnya. Para manajer di perusahaan manufaktur juga telah mengembangkan sejumlah sistem untuk merencanakan dan mengimplementasikan aktivitas produksi serta persediaan dalam pabriknya. Ada dua jenis sistem yang telah banyak digunakan: material requirement planning (MRP) dan produksi just-in-time (JIT).

V.     Manajemen Persediaan dan MRP
       Materials requirements planning (MRP) adalah sistem “push-through” yang membuat barang jadi sebagai persediaan berdasarkan peramalan permintaan. MRP menggunakan (1) peramalan permintaan akan produk akhir; (2) bill of materials yang merinci bahan, komponen, dan subperakitan bagi setiap produk akhir, dan (3) kuantitas bahan, komponen, dan persediaan produk untuk menentukan output yang diperlukan pada setiap tahap produksi.

VI. Manajemen Persediaan dan Produksi JIT
       Produksi just-in-time (JIT), yang juga disebut produksi lean (lean production), merupakan sistem manufaktur “demand-pull” yang membuat setiap komponen dalam suatu lini produksi segera setelah, dan hanya ketika, diperlukan oleh langkah selanjutnya dalam lini produksi. Suatu sistem produksi JIT memiliki fitur-fitur berikut:
§  Produksi diorganisasikan dalam sel manufaktur
§  Pekerjaan direkrut dan dilatih agar multiterampil dan mampu melaksanakan beragam operasi serta tugas, termasuk perbaikan kecil dan pemeliharaan rutin peralatan.
§  Kerusakan dieliminasi secara agresif.
§  Waktu tetap—waktu yang diperlukan agar peralatan, perkakas, dan bahan siap untuk memulai pembuatan komponen atau produk akan dikurangi.
§  Pemasok dipilih atas dasar kemampuannya untuk mengirimkan bahan berkualitas secara tepat waktu.

Pengaruh Sistem JIT terhadap Kalkulasi Biaya Produk
       Dengan mengurangi penanganan bahan, pergudangan, dan inspeksi, sistem JIT akan menurunkan biaya overhead. Sistem JIT juga membantu dalam menelusuri secara langsung beberapa biaya yang biasanya diklasifikasikan sebagai tidak langsung.

Manfaat Keuangan JIT dan Biaya yang Relevan
       Para pendukung JIT pada awalnya melihat manfaat dari produksi JIT sebagai biaya penyimpanan persediaan yang lebih rendah. Akan tetapi, ada manfaat lain dari persediaan yang lebih rendah: memperkuat penekanan pada peningkatan kualitas dengan mengeliminasi penyebab spesifik dari pengerjaan ulang, barang rongsokan, dan pemborosan, serta waktu tenggang manufaktur yang lebih singkat. Ketika menghitung manfaat dan biaya yang relevan dari pengurangan persediaan dalam sistem produksi JIT, para analis biaya harus memperhitungkan semua manfaat dan semua biayanya.

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)2
       Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) terdiri dari satu database yang mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam aplikasi perangkat lunak yang mendukung semua aktivitas bisnis suatu perusahaan. Sistem tersebut juga mengkredit komisi penjualan ke wiraniaga dan mencatat semua kalkulasi biaya serta informasi akuntansi keuangan. Sistem ERP memberikan manajer tingkat bawah, pekerja, pelanggan, dan pemasok akses ke informasi operasi. Manfaat ini, digabungkan dengan koordinasi yang erat antarfungsi bisnis dari rantai nilai, akan memungkinkan sistem ERP untuk mengalihkan rencana manufaktur dan distribusi dengan cepat sebagai respon terhadap perubahan penawaran dan permintaan.

Ukuran Kinerja dan Pengendalian dalam Produksi JIT
       Ukuran-ukuran yang digunakan manajer untuk mengevaluasi dan mengendalikan produksi JIT serta bagaimana ukuran tersebut diperkirakan akan terpengaruh oleh JIT.
1.      Ukuran kinerja keuangan, seperti rasio perputaran persediaan (harga pokok penjualan ÷ rata-rata persediaan), yang diharapkan menurun.
2.      Ukuran kinerja non keuangan dari waktu, persediaan, dan kualitas.

VII.   Kalkulasi Biaya Backflush
       Mengorganisasikan manufaktur dalam sel, yang mengurangi kerusakan dan waktu tenggang manufaktur, serta memastikan pengiriman bahan secara tepat waktu, akan memungkinkan pembelian, produksi, dan penjualan terjadi dalam urutan yang cepat dengan persediaan yang minimal. Ketiadaan persediaan akan membuat pilihan mengenai asumsi arus biaya (seperti metode rata-rata tertimbang atau FIFO) atau metode kalkulasi biaya persediaan (seperti kalkulasi biaya absorpsi atau variabel) menjadi tidak penting: Semua biaya manufaktur dari periode akuntansi mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan. Cepatnya konversi bahan langsung menjadi barang jadi yang segera terjual akan sangat menyederhanakan sistem kalkulasi biaya.


VIII.    Menyederhanakan Kalkulasi Biaya Normal atau Standar
       Penelusuran berurutan (sequential tracking), merupakan sistem kalkulasi biaya di mana pencatatan ayat jurnal dilakukan dalam urutan yang sama dengan pembelian aktual dan kemajuan produksi. Titik pemicu (trigger point) mengacu pada suatu tahap dalam siklus mulai dari pembelian bahan langsung hingga penjualan barang jadi dimana ayat jurnal dibuat dalam sistem akuntansi. Pendekatan alternatif bagi penelusuran berurutan adalah kalkulasi biaya backflush. Kalkulasi biaya backflush adalah sistem kalkulasi biaya yang mengabaikan pencatatan sejumlah ayat jurnal yang berhubungan dengan tahap-tahap mulai dari pembelian bahan langsung hingga penjualan barang jadi.

Contoh 1: Titik pemicu pada pembelian bahan langsung (tahap A), penyelesaian unit produk barang jadi (tahap C), dan penjualan barang jadi (tahap D).
       Titik pemicu 1 terjadi ketika bahan dibeli. Biaya-biaya tersebut meningkatkan (didebit ke) Persediaan: Pengendalian bahan dan barang dalam proses. Biaya konversi aktual dicatat sebagai dikeluarkan menurut kalkulasi biaya backflush, sama seperti dalam sistem kalkulasi biaya lainnya, dan biaya itu meningkatkan (didebit ke) Pengendalian Biaya Konversi. Biaya konversi dialokasikan ke produk pada titik pemicu 2—transfer unit ke Pengendalian Barang Jadi. Titik pemicu 3 terjadi pada saat barang jadi dijual.

Akuntansi untuk Varians
       Akuntansi untuk varians antara biaya aktual dan standar pada dasarnya sama menurut semua sistem kalkulasi biaya standar. Biaya bahan langsung sering kali merupakan proposi yang besar dari total biaya manufaktur, yang kadang-kadang melebihi 60%. Sebagai akibatnya banyak perusahaan paling tidak akan mengukur varians efisiensi bahan langsung dalam total dengan membandingkan secara fisik apa yang tersisa pada persediaan bahan langsung dengan apa yang harus ada berdasarkan output barang jadi selama periode akuntansi.

Contoh 2: Titik pemicu adalah pembelian bahan langsung (tahap A) dan penjualan barang jadi (tahap D)
Ada dua justifikasi untuk sistem akuntansi ini:
1.      Untuk menghilangkan insentif bagi manajer untuk memproduksi persediaan.
2.      Agar manajer lebih berfokus pada menjual unit barang jadi.

Contoh 3: Titik pemicu adalah penyelesaian unit produk barang jadi (tahap C) dan penjualan barang jadi (tahap D)
       Contoh ini memiliki dua titik pemicu. Memperluas contoh 3, sistem kalkulasi biaya backflush dapat menggunakan penjualan barang jadi sebagai satu-satunya titik pemicu. Versi kalkulasi biaya backflush ini paling cocok untuk sistem produksi JIT dengan persediaan bahan langsung, barang dalam proses, dan barang jadi yang minimal. Ini karena sistem kalkulasi biaya backflush tidak menyelenggarakan akun persediaan.

Pertimbangan Khusus dalam Kalkulasi Biaya Backflush
       Prosedur akuntansi yang diilustrasikan dalam contoh 1,2, dan 3 tidak secara ketat mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Akan tetapi, para pendukung kalkulasi biaya backflush menyatakan prinsip materialitas dalam prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum mendukung berbagai versi kalkulasi biaya backflush. Kalkulasi biaya backflush tidak terbatas bagi perusahaan yang mengadopsi metode produksi JIT.

1 komentar:

  1. Kak gaada jawaban dan pembahasan bab 9 halaman 379??thanks

    BalasHapus

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.