Ini merupakan sebagian
tugas kuliah saya pada mata kuliah Akuntansi Biaya, tugas resume ini saya
unggah semata-mata dengan tujuan mempermudah dalam pembelajaran agar lebih
mudah untuk dipahami. File ini terdiri atas lima lembar ringkasan. Semoga
bermanfaat, dan terimakasih atas kunjungannya.
RESUME
Judul Buku : Akuntansi Biaya (Dengan Penekanan Manajerial)
Jilid : 2 (Dua)
Penulis : Charles T. Horngren
Srikant M. Datar
George Foster
Srikant M. Datar
George Foster
Bab : BAB 20: Manajemen Persediaan, Just-In-Time, dan Kalkulasi Biaya Backflush
Penerbit :
Size : 77,62 KB
Jika tidak ingin mendownload dalam file .docx, saya
sediakan copyannya di bawah ini:
BAB 20: MANAJEMEN PERSEDIAAN, JUST-IN-TIME, DAN
KALKULASI BIAYA BACKFLUSH
I.
Manajemen
Persediaan dalam Organisasi Ritel
Manajemen
persediaan (inventory
management) mencakup aktivitas perencanaan, pengoordinasian, dan
pengendalian yang berhubungan dengan arus persediaan ke dalam, melalui, dan
keluar dari suatu organisasi.
Biaya yang Berhubungan dengan Barang yang akan
Dijual
Mengelola persediaan untuk meningkatkan
laba bersih menyebabkan perusahaan harus mengelola biaya yang berada dalam lima
ketegori berikut secara efektif:
1.
Biaya
pembelian (purchasing costs)
harga pokok barang yang diperoleh dari pemasok, termasuk ongkos angkut.
2.
Biaya
pemesanan (ordering cost)
biaya mempersiapkan dan menerbitkan pesanan pembelian, menerima, dan memeriksa
item yang dimasukkan dalam pesanan, dan mencocokkan faktur yang diterima,
pesanan pembelian, serta catatan pengiriman untuk melakukan pembayaran.
3.
Biaya
penyimpanan (carrying cost)
biaya yang terjadi ketika menyimpan persediaan barang yang akan dijual.
4.
Biaya
kehabisan persediaan (stockout costs) biaya
yang terjadi ketika perusahaan kehabisan item tertentu yang diminta oleh
pelanggan dan perusahaan harus bertindak cepat untuk memenuhi permintaan
tersebut atau mengalami kerugian karena tidak memenuhinya.
5.
Biaya
kualitas (quality cost)
biaya yang terjadi apabila fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa tidak
sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
II. Model Keputusan
Economic-Order-Quantity (EOQ)
Kuantitas
pesanan yang ekonomis (economic-order-quantity
EOQ) adalah model keputusan yang menurut serangkaian asumsi tertentu,
menghitung kuantitas optimal persediaan yang akan dipesan. Versi model EOQ yang
paling sederhana mengasumsikan hanya ada biaya pemesanan serta penyimpanan, dan
model tersebut juga mengasumsikan:
§ Kuantitas
yang sama dipesan pada setiap titik pemesanan kembali.
§ Permintaan,
biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan sudah diketahui dengan pasti.
§ Biaya
pembelian per unit tidak terpengaruh oleh kuantitas yang dipesan.
§ Tidak
terjadi kehabisan persediaan.
§ Dalam
memutuskan ukuran pesanan pembelian, manajer mempertimbangkan biaya kualitas
hanya sejauh biaya tersebut mempengaruhi biaya pemesanan atau penyimpanan.
Total biaya yang
relevan = Biaya pemesanan yang relevan + Biaya penyimpanan yang relevan
Rumus
untuk model EOQ adalah:
D
= Permintaan dalam unit selama satu periode tertentu
P
= Biaya pemesanan yang relevan per pesanan pembelian
C
= Biaya penyimpanan yang relevan atas satu unit yang disimpan selama periode
waktu yang digunakan.
Total biaya
yang relevan (relevant total costs – RTC) tahunan untuk setiap kuantitas
pesanan, dapat dihitung sebagai berikut:
RTC =
Biaya pemesanan yang relevan tahunan + Biaya penyimpanan yang relevan tahunan
Kapan
Melakukan Pesanan, dengan Asumsi Sudah Pasti
Titik
pemesanan kembali (reorder point) adalah
tingkat kuantitas persediaan yang ada ditangan yang memicu pesanan pembelian
baru. Titik pemesanan kembali paling mudah dihitung jika baik permintaan maupun
waktu tenggang pesanan pembelian sudah diketahui dengan pasti.
Persediaan Pengaman
Persediaan
pengaman (safety
stock) adalah persediaan yang disimpan sepanjang waktu tanpa memandang
kuantitas persediaan yang dipesan dengan menggunakan model EOQ. Persediaan
pengaman digunakan sebagai penyangga terhadap kenaikan permintaan yang tidak
diharapkan, ketidakpastian mengenai waktu tenggang, dan ketidaktersediaan
persediaan dari pemasok.
Mengestimasikan Biaya yang Relevan yang Berhubungan
dengan Persediaan dan Pengaruhnya
Pertimbangan untuk Memperoleh Estimasi Biaya yang
Relevan
Biaya
penyimpanan persediaan yang relevan terdiri dari biaya inkremental yang relevan
ditambah biaya oportunitas modal yang
relevan. Dalam kasus kehabisan persediaan, perhitungan biaya oportunitas yang
relevan memerlukan estimasi marjin kontribusi yang hilang atas hilangnya
penjualan di masa depan karena pelanggan enggan membeli lagi akibat kehabisan
persediaan. Biaya pemesanan yang relevan hanya merupakan biaya pemesanan yang
berubah sejalan dengan jumlah pesanan yang dilakukan.
Biaya Kesalahan Prediksi
Kita
dapat menghitung biaya kesalahan “prediksi” ini dengan menggunakan pendekatan
tiga langkah:
Langkah 1: Menghitung
hasil moneter dari tindakan terbaik yang dapat ditempuh.
Berdasarkan jumlah aktual
dari input biaya (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 2: Menghitung
hasil moneter dari tindakan terbaik berdasarkan jumlah yang salah
dari input biaya yang
diprediksi (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 3: Menghitung
perbedaan antara hasil moneter dari langkah 1 dan langkah 2.
III. Konflik antara Model Keputusan
EOQ dan Evaluasi Kinerja Manajer
Sebagai akibat dari pengabaian sejumlah
biaya penyimpanan (biaya oportunitas),
para manajer cenderung membeli ukuran lot bahan yang lebih besar ketimbang
ukuran lot yang dihitung menurut model EOQ. Untuk mencapai kesesuaian antara
model keputusan EOQ dan evaluasi kinerja manajer, perusahaan merancang model
evaluasi kinerja yang membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk mengelola
tingkat persediaan dengan biaya penyimpanan yang mencakup pengembalian atas investasi
yang diperlukan.
Pembelian Just-In-Time
Pembelian
just in time (JIT) adalah pembelian bahan (atau barang) yang kedatangannya
tepat ketika diperlukan dalam produksi (atau penjualan).
Pembelian JIT dan Parameter Model EOQ
Perusahaan
yang beralih ke pembelian JIT untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaannya
menyatakan bahwa, di masa lalu, biaya penyimpanan sebenarnya jauh lebih besar
dari yang diestimasikan karena biaya gudang, penanganan, penciutan, dan modal
tidak dapat diidentifikasi sepenuhnya.
Biaya yang Relevan dalam Pembelian JIT
Pembelian
JIT tidak hanya dipandu oleh model EOQ. Model EOQ hanya dirancang untuk
menekankan trade-off antara biaya penyimpanan dan pemesanan yang relevan. Akan
tetapi, manajemen persediaan juga mencakup biaya pembelian, biaya kehabisan
persediaan, dan biaya kualitas.
Evaluasi Pemasok dan Biaya Kuantitas yang Relevan
serta Pengiriman Tepat Waktu
Perusahaan yang mengimplementasikan
pembelian JIT akan memilih pemasoknya secara cermat dan membina hubungan jangka
panjang dengan pemasok. Beberapa pemasok mungkin telah siap ketimbang yang
lainnya untuk mendukung pembelian JIT.
IV. Pembelian JIT, Perencanaan dan
Pengendalian, serta Analisis Rantai Suplai atau Pasokan
Tingkat persediaan yang disimpan oleh
paritel dipengaruhi oleh pola permintaan para pelanggannya dan hubungan pasokan
dengan distributor serta produsennya, pemasok dengan produsennya, dan
seterusnya. Rantai pasokan (supply chain)
menggambarkan aliran barang, jasa, dan informasi dari sumber awal bahan serta
jasa ke pengiriman produk kepada pelanggan, tanpa memandang apakah aktivitas
tersebut terjadi dalam organisasi yang sama atau terjadi dalam organisasi
lainnya. Para manajer di perusahaan manufaktur juga telah mengembangkan
sejumlah sistem untuk merencanakan dan mengimplementasikan aktivitas produksi
serta persediaan dalam pabriknya. Ada dua jenis sistem yang telah banyak
digunakan: material requirement planning
(MRP) dan produksi just-in-time
(JIT).
V. Manajemen Persediaan dan MRP
Materials
requirements planning (MRP) adalah sistem “push-through” yang membuat barang jadi sebagai persediaan
berdasarkan peramalan permintaan. MRP menggunakan (1) peramalan permintaan akan
produk akhir; (2) bill of materials
yang merinci bahan, komponen, dan subperakitan bagi setiap produk akhir, dan
(3) kuantitas bahan, komponen, dan persediaan produk untuk menentukan output
yang diperlukan pada setiap tahap produksi.
VI. Manajemen Persediaan dan Produksi
JIT
Produksi
just-in-time (JIT), yang juga disebut produksi
lean (lean production), merupakan sistem manufaktur “demand-pull” yang membuat setiap
komponen dalam suatu lini produksi segera setelah, dan hanya ketika, diperlukan
oleh langkah selanjutnya dalam lini produksi. Suatu sistem produksi JIT
memiliki fitur-fitur berikut:
§ Produksi
diorganisasikan dalam sel manufaktur
§ Pekerjaan
direkrut dan dilatih agar multiterampil dan mampu melaksanakan beragam operasi
serta tugas, termasuk perbaikan kecil dan pemeliharaan rutin peralatan.
§ Kerusakan
dieliminasi secara agresif.
§ Waktu tetap—waktu
yang diperlukan agar peralatan, perkakas, dan bahan siap untuk memulai
pembuatan komponen atau produk akan dikurangi.
§ Pemasok
dipilih atas dasar kemampuannya untuk mengirimkan bahan berkualitas secara
tepat waktu.
Pengaruh Sistem JIT terhadap Kalkulasi Biaya Produk
Dengan
mengurangi penanganan bahan, pergudangan, dan inspeksi, sistem JIT akan
menurunkan biaya overhead. Sistem JIT juga membantu dalam menelusuri secara
langsung beberapa biaya yang biasanya diklasifikasikan sebagai tidak langsung.
Manfaat Keuangan JIT dan Biaya yang Relevan
Para
pendukung JIT pada awalnya melihat manfaat dari produksi JIT sebagai biaya
penyimpanan persediaan yang lebih rendah. Akan tetapi, ada manfaat lain dari
persediaan yang lebih rendah: memperkuat penekanan pada peningkatan kualitas
dengan mengeliminasi penyebab spesifik dari pengerjaan ulang, barang rongsokan,
dan pemborosan, serta waktu tenggang manufaktur yang lebih singkat. Ketika
menghitung manfaat dan biaya yang relevan dari pengurangan persediaan dalam
sistem produksi JIT, para analis biaya harus memperhitungkan semua manfaat dan
semua biayanya.
Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)2
Sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) terdiri dari satu database yang mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam aplikasi
perangkat lunak yang mendukung semua aktivitas bisnis suatu perusahaan. Sistem
tersebut juga mengkredit komisi penjualan ke wiraniaga dan mencatat semua
kalkulasi biaya serta informasi akuntansi keuangan. Sistem ERP memberikan
manajer tingkat bawah, pekerja, pelanggan, dan pemasok akses ke informasi
operasi. Manfaat ini, digabungkan dengan koordinasi yang erat antarfungsi
bisnis dari rantai nilai, akan memungkinkan sistem ERP untuk mengalihkan
rencana manufaktur dan distribusi dengan cepat sebagai respon terhadap
perubahan penawaran dan permintaan.
Ukuran Kinerja dan Pengendalian dalam Produksi JIT
Ukuran-ukuran yang digunakan manajer
untuk mengevaluasi dan mengendalikan produksi JIT serta bagaimana ukuran
tersebut diperkirakan akan terpengaruh oleh JIT.
1. Ukuran
kinerja keuangan, seperti rasio perputaran persediaan (harga pokok penjualan ÷
rata-rata persediaan), yang diharapkan menurun.
2. Ukuran
kinerja non keuangan dari waktu, persediaan, dan kualitas.
VII.
Kalkulasi
Biaya Backflush
Mengorganisasikan
manufaktur dalam sel, yang mengurangi kerusakan dan waktu tenggang manufaktur,
serta memastikan pengiriman bahan secara tepat waktu, akan memungkinkan
pembelian, produksi, dan penjualan terjadi dalam urutan yang cepat dengan
persediaan yang minimal. Ketiadaan persediaan akan membuat pilihan mengenai asumsi
arus biaya (seperti metode rata-rata tertimbang atau FIFO) atau metode
kalkulasi biaya persediaan (seperti kalkulasi biaya absorpsi atau variabel)
menjadi tidak penting: Semua biaya manufaktur dari periode akuntansi mengalir
secara langsung ke harga pokok penjualan. Cepatnya konversi bahan langsung
menjadi barang jadi yang segera terjual akan sangat menyederhanakan sistem
kalkulasi biaya.
VIII. Menyederhanakan Kalkulasi Biaya
Normal atau Standar
Penelusuran
berurutan (sequential tracking),
merupakan sistem kalkulasi biaya di mana pencatatan ayat jurnal dilakukan dalam
urutan yang sama dengan pembelian aktual dan kemajuan produksi. Titik pemicu (trigger point) mengacu pada suatu tahap dalam siklus mulai dari
pembelian bahan langsung hingga penjualan barang jadi dimana ayat jurnal dibuat
dalam sistem akuntansi. Pendekatan alternatif bagi penelusuran berurutan adalah
kalkulasi biaya backflush. Kalkulasi biaya backflush adalah sistem kalkulasi
biaya yang mengabaikan pencatatan sejumlah ayat jurnal yang berhubungan dengan
tahap-tahap mulai dari pembelian bahan langsung hingga penjualan barang jadi.
Contoh 1: Titik pemicu pada pembelian bahan langsung
(tahap A), penyelesaian unit produk barang jadi (tahap C), dan penjualan barang
jadi (tahap D).
Titik
pemicu 1 terjadi ketika bahan dibeli. Biaya-biaya tersebut meningkatkan
(didebit ke) Persediaan: Pengendalian bahan dan barang dalam proses. Biaya
konversi aktual dicatat sebagai dikeluarkan menurut kalkulasi biaya backflush,
sama seperti dalam sistem kalkulasi biaya lainnya, dan biaya itu meningkatkan
(didebit ke) Pengendalian Biaya Konversi. Biaya konversi dialokasikan ke produk
pada titik pemicu 2—transfer unit ke Pengendalian Barang Jadi. Titik pemicu 3
terjadi pada saat barang jadi dijual.
Akuntansi untuk Varians
Akuntansi
untuk varians antara biaya aktual dan standar pada dasarnya sama menurut semua
sistem kalkulasi biaya standar. Biaya bahan langsung sering kali merupakan
proposi yang besar dari total biaya manufaktur, yang kadang-kadang melebihi
60%. Sebagai akibatnya banyak perusahaan paling tidak akan mengukur varians
efisiensi bahan langsung dalam total dengan membandingkan secara fisik apa yang
tersisa pada persediaan bahan langsung dengan apa yang harus ada berdasarkan
output barang jadi selama periode akuntansi.
Contoh 2: Titik pemicu adalah pembelian bahan
langsung (tahap A) dan penjualan barang jadi (tahap D)
Ada dua justifikasi
untuk sistem akuntansi ini:
1. Untuk
menghilangkan insentif bagi manajer untuk memproduksi persediaan.
2. Agar
manajer lebih berfokus pada menjual unit barang jadi.
Contoh 3: Titik pemicu adalah penyelesaian unit
produk barang jadi (tahap C) dan penjualan barang jadi (tahap D)
Contoh
ini memiliki dua titik pemicu. Memperluas contoh 3, sistem kalkulasi biaya
backflush dapat menggunakan penjualan barang jadi sebagai satu-satunya titik
pemicu. Versi kalkulasi biaya backflush ini paling cocok untuk sistem produksi
JIT dengan persediaan bahan langsung, barang dalam proses, dan barang jadi yang
minimal. Ini karena sistem kalkulasi biaya backflush tidak menyelenggarakan
akun persediaan.
Pertimbangan Khusus dalam Kalkulasi Biaya Backflush
Prosedur
akuntansi yang diilustrasikan dalam contoh 1,2, dan 3 tidak secara ketat
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Akan tetapi, para
pendukung kalkulasi biaya backflush menyatakan prinsip materialitas dalam
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum mendukung berbagai versi kalkulasi
biaya backflush. Kalkulasi biaya backflush tidak terbatas bagi perusahaan yang
mengadopsi metode produksi JIT.
Kak gaada jawaban dan pembahasan bab 9 halaman 379??thanks
BalasHapus