Selasa, 07 Februari 2017

MEMBANGUN SMART CITY DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI



Apa itu Smart City?
Jika kita mendengar kata “Smart City” kita akan langsung mendefinisikannya dengan “Kota Cerdas”. Lalu apa itu kota cerdas? Apakah suatu kota dikatakan “Smart (Cerdas)” apabila kota itu memiliki banyak fasilitas mewah, rata-rata penduduk yang berpendidikan tinggi, atau bahkan “Smart City” itu adalah kota yang berpenghuni orang-orang cerdas?

Jika kita beranggapan demikian, tidak 100% anggapan kita adalah salah. Namun, jika dilihat dari konteksnya, apakah yang dimaksud dengan smart city adalah yang demikian?

Secara umum “Smart City” adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

Dari pengertian di atas, sebuah kota di katakan “Smart” apabila kota tersebut dapat memahami dengan betul permasalahan yang terjadi di dalamnya sehingga mampu memberikan solusi dan tindakan terhadap permasalahan tersebut.


Lalu, bagaimana membangun “Smart City”?
Membangun sebuah kota menjadi semakin cerdas tidak sepenuhnya merupakan tugas pemerintah. Kunci utama dalam mewujudkan kota cerdas adalah Sumber Daya Manusia. Masyarakat merupakan sumber daya utama yang harus ikut berperan serta membangun sebuah kota menjadi semakin cerdas.

Namun, apakah peran masyarakat dan pemerintah saja sudah cukup dalam membangun “Smart City”? Jawabannya tentu saja tidak.


Membangun sebuah kota menjadi cerdas perlu dukungan sistem dan jaringan yang kuat untuk saling menghubungkan satu sama lain. Dalam hal ini peran Teknologi Informasi (TI) sangatlah penting. Konsep yang perlu dibangun dalam pemanfaatan Teknologi Informasi, antara lain adalah:

Smart Education
Pendidikan merupakan jendela utama dalam pembangunan “Smart City”. Sumber Daya Manusia yang tersedia tidak akan mampu bersinergi dengan tujuan utama kota cerdas tanpa didukung dengan pendidikan yang memadai. Pendidikan tidak hanya diperoleh melalui lingkup pembelajaran di sekolah saja. Tetapi, secara tidak langsung dapat diperoleh dari orang lain di luar lingkup sekolah. Sebagai wujud implementasi Teknologi Informasi melalui dunia pendidikan adalah dengan menciptakan suatu sistem baru yang dapat membantu bahkan mempermudah penggunanya. Pendidikan sendiri memiliki beberapa unsur, salah satunya adalah interaksi edukatif. Sebuah kota cerdas dituntut untuk dapat mengembangkan hal tersebut melalui terciptanya sebuah sistem edukasi yang akan menghubungkan banyak orang di dalamnya baik antar peserta didik maupun pendidik. Salah satu contohnya adalah e-education. Sistem tersebut diharapkan mampu membantu siapa saja untuk dapat belajar dan memperoleh pengetahuan di mana pun dan kapan pun serta tidak memerlukan biaya yang mahal sehingga menjadi lebih efektif, efisien, dan ekonomis.

Smart Government
Pemerintah diharuskan mampu membuat suatu kebijakan yang akan memberikan pengaruh besar bagi kelangsungan pembangunan “Smart City Indonesia”. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan Teknologi Informasi. Misalnya, pengadaan aplikasi e-government yang dapat diterapkan diseluruh instansi pemerintahan daerah. Aplikasi ini diharapkan mampu membatu pekerjaan pemerintahan dan mengintergrasikan satuan kerja perangkat daerah seperti transfer data, surat-menyurat antar dinas, pelayanan publik secara online, dan bahkan dengan aplikasi tersebut secara tidak langsung pemerintah pusat dapat dengan mudah memantau kinerja dari setiap perangkat daerah. Dengan adanya sistem tersebut, diharapkan dapat mendorong pembangunan kota yang transparan dan berkelanjutan.

Smart Healthcare
Sebuah kota cerdas harus mampu meningkatkan bahkan memperluas jangkauan pelayanan kesehatannya. Konsep e-health dapat menjadi salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan perangkat aplikasi pada smartphone seperti SMS untuk pendaftaran bagi pasien yang akan berobat sehingga tidak perlu antri terlalu lama di rumah sakit ataupun puskesmas. Selain dengan menggunakan SMS, pendaftaran juga dapat melalui website resmi setiap Rumah Sakit.

Smart Transportation and Facilities
“Smart City” bukanlah sebuah kota dengan banyak fasilitas mewah, tetapi konsep kota cerdas lebih kepada pengembangan fasilitas yang nyaman dan mudah diakses seperti rumah sakit, taman, perpustakaan, dan sebagainya. Selain itu kota cerdas juga harus memiliki sistem transportasi yang baik yang mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap penggunanya. Sebagai contoh, pengembangan pada sarana transportasi seperti bus, kereta, dll dengan kadar emisi rendah dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan kota dan polusi udara.


Dari ke-empat konsep smart di atas, tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya Smart User. Smart user adalah pengguna yang cerdas yang mampu berinteraksi dengan layanan cerdas. Untuk mendapatkan smart user hal pertama yang perlu dilakukan adalah Sosialiasi. Mengapa perlu sosialisasi? tanpa sosialiasi sebaik bahkan secanggih apapun teknologi yang diterapkan pada kota cerdas, tidak akan mampu berjalan dengan baik karena tidak semua pengguna mengetahui cara menggunakannya atau mungkin saja pengguna bahkan tidak mengetahui sebuah teknologi telah diciptakan untuk mempermudah kegiatan mereka. Maka dari itulah sosialisasi penting untuk dilakukan.

Kedua, langkah selanjutnya adalah pelatihan. Setelah sosialisasi yang diadakan telah menyeluruh, hal yang perlu dilakukan adalah memberikan pelatihan bagi setiap pengguna. Hal ini penting karena tidak setiap orang mengerti teknologi dan cara menggunakannya.

Ketiga, adalah penerapan atau implementasi. Jika kedua langkah di atas telah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya adalah bagaimana setiap user dapat memulai mengimplementasikan apa yang telah diperolehnya dari tahap sosialisasi hingga pelatihan. Pengguna yang cerdas akan mampu menerapkan dan memanfaatkan apa yang telah diperolehnya untuk mempermudah kegiatannya maupun untuk mendukung setiap langkah pemerintah demi pembangunan kota menjadi lebih baik.

Pertanyaan selanjutnya adalah, Apakah semua itu sudah mencukupi untuk mewujudkan pembangun “Smart City”?
Terwujudnya kota cerdas tidak terlepas dari biaya. Biaya yang cukup besar mungkin saja akan dikeluarkan permerintah untuk dapat mewujudkan konsep smart tersebut.

Membangun “Smart City” bukan hanya tentang mendesain teknologi agar cocok untuk diterapkan, tetapi bagaimana teknologi ini akan mampu membantu apa yang dibutuhkan demi terwujudnya sebuah kota cerdas. Teknologi merupakan sesuatu yang membuat kita dapat membangun dengan lebih pintar. Teknologi Informasi adalah salah satunya. Dengan memanfaatkan apa yang sedang berkembang pesat saat ini, TI memberikan pengaruh cukup besar dalam pembangunan kota cerdas melalui aplikasi-aplikasi canggih yang ditawarkan. Namun perlu di garis bawahi, “Smart City” bukan merupakan kota dengan banyak aplikasi tetapi banyak solusi. Kemajuan sebuah kota tidak hanya dapat dilihat dari seberapa teknologi itu berhasil diterapkan, namun seberapa keberhasilan itu dapat mempengaruhi setiap lini kehidupan masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan sosial.

Salah satu poin penting dalam pembangunan “Smart City” adalah keseimbangan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui pengembangan inovasi dan kreativitas masyarakat. Jika konsep kota cerdas telah berhasil diterapkan, diharapkan segala bentuk permasalahan di dalamnya seperti pendidikan yang tidak merata, pelayanan kesehatan yang masih rendah, kemacetan di mana-mana, bahkan masih banyaknya pengangguran akan mendapatkan solusi terbaik yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan segala bentuk permasalahan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.