Apa itu Smart City?
Jika kita mendengar kata “Smart City” kita
akan langsung mendefinisikannya dengan “Kota Cerdas”. Lalu apa itu kota cerdas?
Apakah suatu kota dikatakan “Smart (Cerdas)” apabila kota itu memiliki
banyak fasilitas mewah, rata-rata penduduk yang berpendidikan tinggi, atau
bahkan “Smart City” itu adalah kota yang berpenghuni orang-orang cerdas?
Jika kita beranggapan demikian, tidak 100%
anggapan kita adalah salah. Namun, jika dilihat dari konteksnya, apakah yang
dimaksud dengan smart city adalah yang demikian?
Secara umum “Smart City” adalah
konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan
masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien,
serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk
mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.
Dari pengertian di atas, sebuah kota di katakan “Smart”
apabila kota tersebut dapat memahami dengan betul permasalahan yang terjadi di
dalamnya sehingga mampu memberikan solusi dan tindakan terhadap permasalahan
tersebut.
Lalu, bagaimana membangun “Smart
City”?
Membangun sebuah kota menjadi semakin cerdas
tidak sepenuhnya merupakan tugas pemerintah. Kunci utama dalam mewujudkan kota
cerdas adalah Sumber Daya Manusia. Masyarakat merupakan sumber daya utama yang
harus ikut berperan serta membangun sebuah kota menjadi semakin cerdas.
Namun, apakah peran masyarakat dan pemerintah saja sudah cukup dalam membangun “Smart City”? Jawabannya tentu saja tidak.
Membangun sebuah kota menjadi cerdas perlu
dukungan sistem dan jaringan yang kuat untuk saling menghubungkan satu sama
lain. Dalam hal ini peran Teknologi Informasi (TI) sangatlah penting. Konsep
yang perlu dibangun dalam pemanfaatan Teknologi Informasi, antara lain adalah:
Smart Education
Pendidikan merupakan jendela utama dalam
pembangunan “Smart City”. Sumber Daya Manusia yang tersedia tidak akan
mampu bersinergi dengan tujuan utama kota cerdas tanpa didukung dengan
pendidikan yang memadai. Pendidikan tidak hanya diperoleh melalui lingkup
pembelajaran di sekolah saja. Tetapi, secara tidak langsung dapat diperoleh dari
orang lain di luar lingkup sekolah. Sebagai wujud implementasi Teknologi
Informasi melalui dunia pendidikan adalah dengan menciptakan suatu sistem baru
yang dapat membantu bahkan mempermudah penggunanya. Pendidikan sendiri memiliki
beberapa unsur, salah satunya adalah interaksi edukatif. Sebuah kota cerdas
dituntut untuk dapat mengembangkan hal tersebut melalui terciptanya sebuah
sistem edukasi yang akan menghubungkan banyak orang di dalamnya baik antar
peserta didik maupun pendidik. Salah satu contohnya adalah e-education. Sistem
tersebut diharapkan mampu membantu siapa saja untuk dapat belajar dan
memperoleh pengetahuan di mana pun dan kapan pun serta tidak memerlukan biaya
yang mahal sehingga menjadi lebih efektif, efisien, dan ekonomis.
Smart Government
Pemerintah diharuskan mampu membuat suatu
kebijakan yang akan memberikan pengaruh besar bagi kelangsungan pembangunan “Smart City Indonesia”. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi. Misalnya, pengadaan aplikasi e-government yang dapat diterapkan
diseluruh instansi pemerintahan daerah. Aplikasi ini diharapkan mampu membatu
pekerjaan pemerintahan dan mengintergrasikan satuan kerja perangkat daerah
seperti transfer data, surat-menyurat antar dinas, pelayanan publik secara
online, dan bahkan dengan aplikasi tersebut secara tidak langsung pemerintah
pusat dapat dengan mudah memantau kinerja dari setiap perangkat daerah. Dengan
adanya sistem tersebut, diharapkan dapat mendorong pembangunan kota yang
transparan dan berkelanjutan.
Smart Healthcare
Sebuah kota cerdas harus mampu meningkatkan
bahkan memperluas jangkauan pelayanan kesehatannya. Konsep e-health
dapat menjadi salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan perangkat aplikasi
pada smartphone seperti SMS untuk pendaftaran bagi pasien yang akan berobat
sehingga tidak perlu antri terlalu lama di rumah sakit ataupun puskesmas.
Selain dengan menggunakan SMS, pendaftaran juga dapat melalui website resmi
setiap Rumah Sakit.
Smart Transportation and Facilities
“Smart City”
bukanlah sebuah kota dengan banyak fasilitas mewah, tetapi konsep kota cerdas
lebih kepada pengembangan fasilitas yang nyaman dan mudah diakses seperti rumah
sakit, taman, perpustakaan, dan sebagainya. Selain itu kota cerdas juga harus
memiliki sistem transportasi yang baik yang mampu memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi setiap penggunanya. Sebagai contoh, pengembangan pada sarana
transportasi seperti bus, kereta, dll dengan kadar emisi rendah dengan tujuan
untuk mengurangi kemacetan kota dan polusi udara.
Dari ke-empat konsep smart di atas, tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya Smart User. Smart user adalah
pengguna yang cerdas yang mampu berinteraksi dengan layanan cerdas. Untuk
mendapatkan smart user hal pertama
yang perlu dilakukan adalah Sosialiasi. Mengapa perlu sosialisasi? tanpa
sosialiasi sebaik bahkan secanggih apapun teknologi yang diterapkan pada kota
cerdas, tidak akan mampu berjalan dengan baik karena tidak semua pengguna mengetahui
cara menggunakannya atau mungkin saja pengguna bahkan tidak mengetahui sebuah
teknologi telah diciptakan untuk mempermudah kegiatan mereka. Maka dari itulah
sosialisasi penting untuk dilakukan.
Kedua, langkah
selanjutnya adalah pelatihan. Setelah sosialisasi yang diadakan telah
menyeluruh, hal yang perlu dilakukan adalah memberikan pelatihan bagi setiap
pengguna. Hal ini penting karena tidak setiap orang mengerti teknologi dan cara
menggunakannya.
Ketiga,
adalah penerapan atau implementasi. Jika kedua langkah di atas
telah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya adalah bagaimana setiap user
dapat memulai mengimplementasikan apa yang telah diperolehnya dari tahap
sosialisasi hingga pelatihan. Pengguna yang cerdas akan mampu menerapkan dan memanfaatkan
apa yang telah diperolehnya untuk mempermudah kegiatannya maupun untuk
mendukung setiap langkah pemerintah demi pembangunan kota menjadi lebih baik.
Pertanyaan selanjutnya adalah, Apakah
semua itu sudah mencukupi untuk mewujudkan pembangun “Smart City”?
Terwujudnya kota cerdas tidak terlepas dari biaya. Biaya yang cukup besar mungkin saja akan
dikeluarkan permerintah untuk dapat mewujudkan konsep smart tersebut.
Membangun “Smart City” bukan hanya tentang
mendesain teknologi agar cocok untuk diterapkan, tetapi bagaimana teknologi ini
akan mampu membantu apa yang dibutuhkan demi terwujudnya sebuah kota cerdas.
Teknologi merupakan sesuatu yang membuat kita dapat membangun dengan lebih
pintar. Teknologi Informasi adalah salah satunya. Dengan memanfaatkan apa yang
sedang berkembang pesat saat ini, TI memberikan pengaruh cukup besar dalam
pembangunan kota cerdas melalui aplikasi-aplikasi canggih yang ditawarkan. Namun
perlu di garis bawahi, “Smart City” bukan merupakan kota dengan banyak
aplikasi tetapi banyak solusi. Kemajuan sebuah kota tidak hanya dapat dilihat
dari seberapa teknologi itu berhasil diterapkan, namun seberapa keberhasilan
itu dapat mempengaruhi setiap lini kehidupan masyarakat demi terwujudnya
kesejahteraan sosial.
Salah satu poin penting dalam pembangunan “Smart
City” adalah keseimbangan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui
pengembangan inovasi dan kreativitas masyarakat. Jika konsep kota cerdas telah
berhasil diterapkan, diharapkan segala bentuk permasalahan di dalamnya seperti
pendidikan yang tidak merata, pelayanan kesehatan yang masih rendah, kemacetan
di mana-mana, bahkan masih banyaknya pengangguran akan mendapatkan solusi
terbaik yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan segala bentuk permasalahan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Wajib menghargai penulis. Silahkan tinggalkan pesan dan saran pada kolom komentar. Mohon maaf jika pertanyaan tidak terbalas dan terimakasih atas kunjungannya.